Bandarlampung (ANTARA News) - Sejumlah warga mengharapkan percepatan pembangunan jalan layang di Kota Bandarlampung namun tetap menjaga kualitas guna keselamatan bagi pengguna dan warga sekitarnya.

"Informasinya dulu jalan layang yang kini sedang dibangun di simpang Jl Teuku Umar-Jl Sultan Agung-Jl ZA Pagaralam akan diresmikan pada malam pergantian tahun, namun sepertinya gagal kalau mengikuti berita di media," kata B. Dairi, seorang warga Kotasepang, Bandarlampung, Selasa.

Ia pun mengharapkan pembangunan tersebut dapat cepat selesai karena aktivitas warga yang menggunakan jalan tersebut sangat padat karena merupakan jalan protokol menuju Kota Bandarlampung dari beberapa kabupaten/kota lainnya, termasuk dari arah provinsi lain di Sumatera.

"Kalau bisa cepat diselesaikan sehingga kami tidak setiap hari terjebak kemacetan seperti saat ini. Namun, meski dipercepat tetapi harus mengutamakan kualitas," harap dia.

Warga lainnya Suharso yang tinggal di Kota Metro mengharapkan hal serupa karena dirinya setiap hari Sabtu dan Minggu ke Kota Bandarlampung untuk berbelanja aneka pakaian yang dijualnya kembali.

"Itu jadwal rutin saya ke Bandarlampung. Selain hari tersebut sudah kami kurangi karena kejebak kemacetan itu. Agak pegel kaki nginjak rem, kopling dan gas. Kemacetan bukan hanya di jalan layang yang dibangun depan MBK, tetapi juga di simpang Jalan Pramuka, Rajabasa, yang kini pun dibangun jalan layang," katanya.

Sebelumnya diberitakan pembangunan tiga ruas jalan layang (fly over) di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung dipastikan terlambat selesai atau rampung tidak tepat waktu hingga 21 Januari 2018.

"Pembangunan ketiga ruas jalan layang akan tertunda dan diperkirakan selesai pada tahun depan," kata Wali Kota Bandarlampung Herman HN.

Dia mengatakan, tiga ruas jalan layang ini, yakni pada ruas Jalan Pramuka, Jalan ZA Pagar Alam atau di depan Mal Boemi Kedaton dan Jalan Cik Dik Tiro di Kecamatan Kemiling.

Ia menjelaskan, molor jadwal penyelesaian pembangunan tiga ruas jalan layang itu karena sempat berhenti pembangunannya saat Idulfitri 2017 lalu. "Karena sempat berhenti, sehingga jadwalnya mundur, tahun ini tidak ada peresmian jalan layang," katanya menegaskan.

Menurutnya, perubahan gambar desain jalan layang dan penghentian sementara pembangunan selama Lebaran 2017 sangat berdampak pada penyelesaian pembangunannya.

Namun ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandarlampung sudah melakukan perpanjangan masa kontrak (adendum) dengan pengembang untuk menyiasati masalah ini.

"Sudah adendum, sehingga tidak masalah, apalagi ada perubahan gambar desain pembangunan, sehingga itu sangat berpengaruh," kata dia.

Karena itu, ujar Herman, pembangunan jalan layang tersebut tidak tepat waktu dan rencana peresmian salah satu jalan layang di akhir tahun ini menjadi gagal.