Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan program "loopline", yang akan membuat lintasan sebidang kereta api menjadi lintasan layang di atas jalan raya, dapat mengatasi kemacetan di ibukota Jakarta.

"Kami akan segera membahas lebih jauh persiapannya," kata Budi Karya Sumadi setelah menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Wakil Gubernur Sandiaga Uno di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin.

Menurut dia, salah satu yang bakal dibahas lebih lanjut adalah terkait DED ("Detail Engineering Desain"/Rancangan Konstruksi Detil) dalam rangka mengatasi titik-titik kemacetan di lintasan sebidang kereta.

Menhub mengemukakan bahwa bila program "loopline" diterapkan di seluruh lintasan kereta api sebidang ibukota, maka diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp12 triliun hingga Rp15 triliun.

Namun, ia mengemukakan bahwa belum sampai ke tahap pengalokasian penganggaran karena pihaknya bersama-sama dengan Pemprov DKI masih menyiapkan untuk pembuatan DED dalam jangka waktu beberapa bulan ini.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengemukakan bahwa proyeksi Rp12 triliun-Rp15 triliun hanyalah proyeksi awal dan setelah siap DED baru dibuat perencanaan yang lebih matang mengenai penganggarannya.

Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menata 17 titik kemacetan di stasiun-stasiun terpadat di Jabodetabek.

"Stasiun-stasiun ini seringkali dimanfaatkan oleh ojek, bajaj bahkan bus Transjakarta untuk `mengetem` dan itu berbaris panjang," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono dalam diskusi di Jakarta, Minggu (3/12).

Dia menyebutkan sebanyak 17 titik stasiun itu ialah, Stasiun Jatinegara, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Depok Baru, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Cawang, Stasiun Manggarai, Stasiun Kebayoran, Stasiun Cikini.

Kemudian Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Duren Kalibata, Stasiun Palmerah, Stasiun Grogol, Stasiun Tebet, Stasiun Klender, Stasiun Karet.