Tanggul penahan gelombang jebol, ratusan rumah di Pekalongan terendam banjir rob
3 Desember 2017 16:55 WIB
Dokumentasi Banjir Rob Muara Baru. Pengendara becak melintasi banjir rob di Kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Selasa (7/6/2016). Banjir rob di Pelabuhan Muara Baru yang telah terjadi sejak Minggu (5/6/2016) itu akibat cuaca ekstrem pasang laut serta akibat jebolnya tanggul di sisi timur Pelabuhan Muara Baru. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pekalongan (ANTARA News) - Ratusan rumah warga di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu kembali terendam banjir karena tanggul penahan gelombang pantai jebol sehingga terjadi rob.
Ketiggian air yang merendam rumah penduduk mencapai sekitar 50 sentimeter sehingga kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Beberapa wilayah yang terendam banjir rob tersebut, antara lain Kelurahan Kandang Panjang, Panjang wetan, Bandengan, Krapyak, Panjang Baru, Dukuh, Degayu, Pasir Kramat, dan Pedukuhan Kraton.
Kendati permukiman terendam banjir, para penduduk masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta bendanya.
Hingga Minggu (3/12) sore ini, kondisi permukiman penduduk di dua wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat tersebut masih tergenang air rob.
Warga, Slamet Riyadi mengatakan banjir yang melanda di sejumlah kelurahan itu sudah terjadi dua kali, yaitu pada Jumat (1/12) dan menyusul lagi pada Minggu (3/12) pagi.
"Banjir yang terjadi pada Jumat (1/12) masih belum surut sepenuhnya menggenangi permukiman warga. Akan tetapi kini banjir makin bertambah setelah rob menggenangi permukiman penduduk mencapai sekitar 50 sentimeter," katanya.
Ia mengatakan hingga kini warga belum pernah mendapatkan bantuan apa pun dari Pemerintah Kota Pekalongan.
Selama ini, kata dia, warga di wilayah rawan banjir secara swadaya meninggikan tanah jalan agar rob tidak masuk ke permukiman penduduk.
"Kami berharap pemkot memberikan bantuan pada korban banjir karena saat ini aktivitas warga terganggu," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Sri Ruminingsih mengatakan bahwa saat ini pemkot telah membangun posko dapur umum di sejumlah titik untuk membantu warga yang dilanda banjir.
"Sejumlah titik posko dapur umum itu, kami tempatkan antara lain di depan halaman GOR Jetayu, kantor PMI, Pasirsari, Kramatsari, Krapyak, dan posko kesehatan kantor Kecamatan Pekalongan Utara," katanya.
Menurut dia, pada penetapan status darurat bencana itu, pemkot mengalokasikan dana bencana Rp1,5 miliar.
"Dengan menetapkan sebagai kejadian darurat bencana, maka kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasinya. Adapun, langkah sementara ini, kami membantu dengan memberikan nasi bungkus, selimut, air mineral, dan mi instan pada korban banjir," katanya.
Ketiggian air yang merendam rumah penduduk mencapai sekitar 50 sentimeter sehingga kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Beberapa wilayah yang terendam banjir rob tersebut, antara lain Kelurahan Kandang Panjang, Panjang wetan, Bandengan, Krapyak, Panjang Baru, Dukuh, Degayu, Pasir Kramat, dan Pedukuhan Kraton.
Kendati permukiman terendam banjir, para penduduk masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta bendanya.
Hingga Minggu (3/12) sore ini, kondisi permukiman penduduk di dua wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat tersebut masih tergenang air rob.
Warga, Slamet Riyadi mengatakan banjir yang melanda di sejumlah kelurahan itu sudah terjadi dua kali, yaitu pada Jumat (1/12) dan menyusul lagi pada Minggu (3/12) pagi.
"Banjir yang terjadi pada Jumat (1/12) masih belum surut sepenuhnya menggenangi permukiman warga. Akan tetapi kini banjir makin bertambah setelah rob menggenangi permukiman penduduk mencapai sekitar 50 sentimeter," katanya.
Ia mengatakan hingga kini warga belum pernah mendapatkan bantuan apa pun dari Pemerintah Kota Pekalongan.
Selama ini, kata dia, warga di wilayah rawan banjir secara swadaya meninggikan tanah jalan agar rob tidak masuk ke permukiman penduduk.
"Kami berharap pemkot memberikan bantuan pada korban banjir karena saat ini aktivitas warga terganggu," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Sri Ruminingsih mengatakan bahwa saat ini pemkot telah membangun posko dapur umum di sejumlah titik untuk membantu warga yang dilanda banjir.
"Sejumlah titik posko dapur umum itu, kami tempatkan antara lain di depan halaman GOR Jetayu, kantor PMI, Pasirsari, Kramatsari, Krapyak, dan posko kesehatan kantor Kecamatan Pekalongan Utara," katanya.
Menurut dia, pada penetapan status darurat bencana itu, pemkot mengalokasikan dana bencana Rp1,5 miliar.
"Dengan menetapkan sebagai kejadian darurat bencana, maka kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasinya. Adapun, langkah sementara ini, kami membantu dengan memberikan nasi bungkus, selimut, air mineral, dan mi instan pada korban banjir," katanya.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: