Indonesia duduki kursi anggota Dewan IMO 2018--2019
2 Desember 2017 05:37 WIB
Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Raya, Irlandia dan IMO, Rizal Sukma (duduk paling kanan), bersama Delegasi RI dalam Sidang Organisasi Maritim Internasional (IMO) di London. (twitter.com/KbriLondon)
London (ANTARA News) - Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan Organisasi Maritim Internasional (International Maritime Organization/IMO) Kategori C untuk periode 2018--2019 dalam sidang pemilihan yang berlangsung Markas Besar IMO di London, Kerajaan Inggris, Jumat (1/12).
"Tentu saja kita sangat bersyukur atas terpilihnya kembali Indonesia di Dewan IMO, terlebih lagi dengan kenaikan perolehan suara dan ranking dibandingkan periode lalu," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Raya, Irlandia dan IMO, Rizal Sukma, kepada ANTARA News di London, Jumat malam.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dalam pidatonya dalam sidang IMO Assembly ke 30 yang dipimpin Presiden IMO Assembly ke-30 Rolando Drago Rodriguez dari Chile di Markas besar IMO, pada Selasa (28/11) mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia berkomitmen untuk terus mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global.
Dikatakannya, Indonesia memiliki konektivitas antar pulau yang luar biasa sehingga akan terus bekerja sama dengan IMO dalam mendukung rencana Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden RI, Joko Widodo di IMO pada April 2016.
Sementara itu, Dubes Rizal Sukma menekankan terpilihnya Indonesia menunjukkan pengakuan negara anggota IMO atas peran aktif Indonesia di sektor maritim global dan keberhasilan diplomasi RI di bidang tata kelola maritim global dan pencegahan pencemaran laut.
Sebagai anggota Dewan IMO, Indonesia memainkan peran strategis dalam menentukan agenda dan kebijakan global di bidang kemaritiman, khususnya yang menjadi fokus dan mandat IMO.
Keanggotaan di IMO bertujuan untuk mewujudkan visi Pemerintah RI sebagai global maritime fulcrum dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional.
Pemilihan anggota baru Dewan IMO dilakukan di sela-sela Sidang Majelis IMO ke-30 yang berlangsung di Markas Besar IMO di London, Kerajaan Inggris, pada 27 November hingga 6 Desember 2017.
Delegasi Indonesia yang hadir di Sidang Majelis IMO ke-30 terdiri dari perwakilan berbagai kementerian terkait, industri dan asosiasi seperti Pertamina, Pelindo, Pelni dan INSA.
IMO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pelayaran dan pencegahan pencemaran laut oleh kapal.
Dewan IMO merupakan organ eksekutif organisasi yang bertanggung jawab untuk mengawasi kerja dan kinerja organisasi. Dewan IMO dipilih untuk jangka waktu dua tahun.
Terdapat tiga kategori Anggota Dewan IMO, yaitu Kategori A, B, dan C. Anggota Dewan pada Kategori A merupakan 10 negara anggota dengan armada terbesar. Kategori B merupakan 10 negara lain dengan kepentingan terbesar dalam penggunaan jasa pelayaran.
Sedangkan, Kategori C adalah 20 negara yang tidak masuk dalam anggota kategori A dan B, namun memiliki kepentingan khusus dalam transportasi laut atau navigasi dan yang pemilihannya ke dalam anggota Dewan akan memastikan keterwakilan semua daerah geografis utama di dunia.
"Tentu saja kita sangat bersyukur atas terpilihnya kembali Indonesia di Dewan IMO, terlebih lagi dengan kenaikan perolehan suara dan ranking dibandingkan periode lalu," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Raya, Irlandia dan IMO, Rizal Sukma, kepada ANTARA News di London, Jumat malam.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dalam pidatonya dalam sidang IMO Assembly ke 30 yang dipimpin Presiden IMO Assembly ke-30 Rolando Drago Rodriguez dari Chile di Markas besar IMO, pada Selasa (28/11) mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia berkomitmen untuk terus mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global.
Dikatakannya, Indonesia memiliki konektivitas antar pulau yang luar biasa sehingga akan terus bekerja sama dengan IMO dalam mendukung rencana Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden RI, Joko Widodo di IMO pada April 2016.
Sementara itu, Dubes Rizal Sukma menekankan terpilihnya Indonesia menunjukkan pengakuan negara anggota IMO atas peran aktif Indonesia di sektor maritim global dan keberhasilan diplomasi RI di bidang tata kelola maritim global dan pencegahan pencemaran laut.
Sebagai anggota Dewan IMO, Indonesia memainkan peran strategis dalam menentukan agenda dan kebijakan global di bidang kemaritiman, khususnya yang menjadi fokus dan mandat IMO.
Keanggotaan di IMO bertujuan untuk mewujudkan visi Pemerintah RI sebagai global maritime fulcrum dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional.
Pemilihan anggota baru Dewan IMO dilakukan di sela-sela Sidang Majelis IMO ke-30 yang berlangsung di Markas Besar IMO di London, Kerajaan Inggris, pada 27 November hingga 6 Desember 2017.
Delegasi Indonesia yang hadir di Sidang Majelis IMO ke-30 terdiri dari perwakilan berbagai kementerian terkait, industri dan asosiasi seperti Pertamina, Pelindo, Pelni dan INSA.
IMO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pelayaran dan pencegahan pencemaran laut oleh kapal.
Dewan IMO merupakan organ eksekutif organisasi yang bertanggung jawab untuk mengawasi kerja dan kinerja organisasi. Dewan IMO dipilih untuk jangka waktu dua tahun.
Terdapat tiga kategori Anggota Dewan IMO, yaitu Kategori A, B, dan C. Anggota Dewan pada Kategori A merupakan 10 negara anggota dengan armada terbesar. Kategori B merupakan 10 negara lain dengan kepentingan terbesar dalam penggunaan jasa pelayaran.
Sedangkan, Kategori C adalah 20 negara yang tidak masuk dalam anggota kategori A dan B, namun memiliki kepentingan khusus dalam transportasi laut atau navigasi dan yang pemilihannya ke dalam anggota Dewan akan memastikan keterwakilan semua daerah geografis utama di dunia.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: