Negara, Bali (ANTARA News) - Otoritas Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana sempat menutup satu jam penyeberangan di Selat Bali, karena angin kencang, Jumat (1/12) siang.

"Kami menutup jasa penyeberangan mulai pukul 13.30 hingga 14.30 Wita. Angin kencang di Selat Bali membahayakan kapal yang berlayar," kata Manajer Usaha PT ASDP Indonesi Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahyono.

Ia mengatakan, saat pagi hingga tengah hari, cuaca di Selat Bali normal meskipun ada mendung dan hujan gerimis sehingga kapal bisa berlayar dengan aman.

Namun selepas tengah hari, angin kencang bertiup dengan kecepatan 25 knot sampai 28 knot, sehingga nahkoda yang berlayar koordinasi dengan otoritas pelabuhan, yang akhirnya diputuskan pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur tersebut ditutup sementara.

Informasi yang dihimpun, angin kencang membuat beberapa kapal yang sandar di dermaga landing craft machine bersenggolan dengan kapal di dekatnya, namun tidak sampai menimbulkan insiden yang fatal.

Meskipun sempat ditutup satu jam, tidak terjadi antrian kendaraan di parkir pelabuhan karena kedatangan kendaraan pada siang hari cenderung sepi.

Kepala Tata Usaha Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Pelabuhan Gilimanuk Ni Komang Yuliani mengatakan, pihaknya tidak segan-segan menunda pelayaran jika cuaca di Selat Bali berbahaya, karena keselamatan penumpang menjadi prioritas.

Menurutnya, dengan kecepatan angin 28 knot di perairan Gilimanuk dan 25 knot di Ketapang, membahayakan kapal yang berlayar.

Selain cuaca, ia mengatakan, pemeriksaan terhadap kelaikan kapal juga rutin dilakukan, seperti inspeksi mendadak yang pihaknya lakukan selama bulan November.

"Dalam inspeksi mendadak itu kami periksa dokumen kapal, kondisi mesin hingga keselamatan dan penataan kendaraan, termasuk peralatan keselamatan bagi penumpang," katanya.

Pemeriksaan kapal pada bulan November itu, katanya, juga sebagai persiapan menghadapi libur Natal dan tahun baru, yang biasanya jumlah kendaraan yang menyeberang di Selat Bali naik drastis.