Jenewa, Swiss (ANTARA News) - Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura pada Kamis (30/11) mengatakan bahwa ia berencana memperpanjang pembicaraan perdamaian Suriah, pimpinan PBB, sampai 15 Desember.

Babak baru pembicaraan, yang dimulai pada Selasa, mulanya dijadwalkan ditutup pada 1 Desember.

De Mistura menggambarkan pembicaraan tersebut pada pekan ini sebagai "profesional dan serius" ketika ia berbicara dalam taklimat mengenai pembicaraan antar-Suriah yang dimulai di Jenewa.

De Mistura menggambarkan suasana pembicaraan tersebut berbeda dari suasana sebelumnya "pada kedua pihak".

"Penghalang terbesar adalah kepercayaan," kata de Mistura, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia menyatakan itu lah yang selalu menjadi masalah dalam perundingan Suriah.

"Kami harus memiliki proses dialog politik; tak ada penyelesaian militer," katanya.

Delegasi oposisi Suriah tiba untuk awal pembicaraan pada Selasa, sementara delegasi pemerintah yang dipimpin oleh Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Al-Jaafari tiba sehari setelahnya.

"Kami masih pada tahap awal, jika anda ingin melihat dalam konteks 15 Desember," kata de Mistura. Ia menambahkan babak saat ini dijadwalkan berlangsung sampai tanggal itu dan semua pihak ikut "tanpa prasyarat".

Ia mengatakan dia mengadakan "pertemuan paralel sangat tertutup" pada Kamis (30/11) dengan kedua pihak, bolak-balik antara dua kamar yang terpisah lima meter, tapi tak ada interaksi di antara mereka.

Utusan PBB berharap bahwa delegasi Pemerintah Suriah akan pulang untuk pembahasan pada akhir pekan dan kembali ke Jenewa pada 5 Desember guna melanjutkan pembahasan.

Ia ditanya apakah pembicaraan Rusia yang dijadwalkan di Sochi tahun depan adalah tindakan tandingan bagi pembicaraan PBB.

"Setiap negara anggota Dewan Keamanan ... dengan jelas telah menunjukkan dan mengulangi bahwa satu-satunya proses bagi proses politik ialah yang dipimpin oleh PBB, yang mendapat mandat dari Dewan Keamanan berkaitan dengan (Resolusi) 2254 dan berpusat di Jenewa," jawab de Mistura.

De Mistura juga menyatakan ia tak bisa memberi jaminan apa pun berkaitan dengan pembicaraan sebab itu harus datang dari pihak perunding.

"Jika mereka tidak mengikuti apa yang kami sarankan kepada mereka, akan ada konsekuensi yang sangat negatif," kata de Mistura.

(Uu.C003)