Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memproyeksikan produksi minyak sawit mentah (CPO) semester kedua (Juli-Desember) 2007 naik signifikan sekitar 21,5 persen dari 7,87 juta ton pada semester pertama menjadi sekitar 9,57 juta ton, sehingga produksi sampai akhir tahun akan mencapai 17,44 juta ton. "Proyeksi produksi CPO mulai Juli 2007 akan meningkat tajam sampai Desember 2007," kata Menperin Fahmi Idris pada rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR-RI di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, kenaikan tersebut karena pada semester kedua merupakan musim panen (harvesting seasons). Fahmi mengatakan pada Januari-Mei 2007, total realisasi produksi CPO mencapai 6,4 juta ton dan pada Juni 2007 diproyeksikan produksinya mencapai sekitar 1,48 juta ton, atau naik dibandingkan Mei 2007 yang mencapai sekitar 1,43 juta ton. Dengan demikian, pada semester pertama 2007, total produksi CPO domestik mencapai sekitar 7,87 juta ton. Sedangkan pada semester kedua, total produksi CPO diproyeksikan mencapai sekitar 9,57 juta ton dengan produksi rata-rata per bulan yang meningkat dibandingkan semester pertama 2007. Pada Juli 2007, produksi CPO diproyeksikan mencapai 1,56 juta ton, dan naik menjadi 1,62 juta ton pada Agustus, kemudian September naik kembali menjadi 1,7 juta ton, dan Oktober turun menjadi 1,35 juta ton, kemudian naik Nopember menjadi 1,62 juta ton, dan naik menjadi 1,7 pada Desember 2007. Fahmi mengatakan pada Januari-Mei 2007, total ekspor CPO nasional mencapai sekitar 4,5 juta ton dari total produksi pada periode tersebut sebesar 6,4 juta ton. "Dengan demikian pemakaian CPO dalam negeri pada lima bulan ini sekitar 1,9 juta ton atau rata-rata pemakaian dalam negeri sekitar 0,38 juta ton per bulan," katanya. Ia memperkirakan, total konsumsi CPO dalam negeri pada 2007 meningkat sekitar 3,5 persen dibandingkan tahun lalu atau menjadi 4,35 juta ton setara dengan 24,9 persen dari produksi CPO nasional. Produksi CPO nasional sendiri naik sekitar 7,8 persen dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 16,17 juta ton dengan konsumsi dalam negeri sebesar 4,2 juta ton atau sekitar 26 persen dari produksi CPO nasional. Fahmi mengatakan pasokan minyak goreng dalam negeri akan aman, apabila pasokan CPO ke Jawa minimal mencapai 250 ribu ton per bulan karena konsumsi minyak goreng di Jawa mewakili 67 persen dari konsumsi minyak goreng nasional yang mencapai 375 ribu ton per bulan. Berdasarkan data Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) sejak Januari sampai April 2007 pasokan CPO ke Jawa rata-rata di atas 250 ribu ton yakni Januari 305. 400 ton, Februari 219.800 ton, Maret 309.400 ton, dan April 348.000 ton. Namun pada Mei, ketika harga CPO dunia mulai melonjak, pasokan CPO ke Jawa turun menjadi 238 ribu ton dan pada Juni 2007 diperkirakan pasokannya 250 ribu ton. Melonjaknya harga CPO internasional diperkirakan meningkatkan ekspor CPO dan menurunkan pasokan CPO ke dalam negeri, sehingga pasokan untuk industri minyak goreng dan turunan lainnya juga berkurang.(*)