Yorrys: Munaslub Golkar tak perlu tunggu praperadilan
30 November 2017 18:39 WIB
Dokumentasi Sosialisasi Bakal Calon Ketum DPP Partai Golkar. Kandidat Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Yorrys Raweyai (kanan) saat mengikuti acara Sosialisasi Kepada Para Balon Ketua Umum DPP Partai Golkar oleh Panitia Pengarah (SC) Munaslub Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5/2016). Sosialisasi tersebut mengambil tema Solid Terkonsolidasi, Efektif Mengemban Misi, Berjaya dikala Pemilu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Politikus senior Partai Golkar Yorrys Raweyai menilai penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luas Biasa (Munaslub) Partai Golkar tidak perlu menunggu putusan sidang praperadilan Setya Novanto.
"Tidak ada urusan sama itu (praperadilan). Itu kan masalah pribadi dia (Setya Novanto) bukan masalah Golkar," tegas Yorrys dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis.
Yorrys mengatakan penyelenggaraan Munaslub harus dilaksanakan sebelum 15 Desember 2017 untuk memilih ketua umum baru dan mempersiapkan Pilkada 2018.
Yorrys mengatakan para pengurus DPD I Golkar dari puluhan daerah di Indonesia juga telah berkumpul dan bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan bahwa mereka mendukung Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Golkar.
Menurut Yorrys, mereka meminta izin kepada Jokowi agar secara eksplisit bersedia melepas Airlangga dari kursi Menteri Perindustrian.
"Kehadiran mereka (DPD I) kurang lebih karena mendukung pak Airlangga," jelas Yorrys.
"Tidak ada urusan sama itu (praperadilan). Itu kan masalah pribadi dia (Setya Novanto) bukan masalah Golkar," tegas Yorrys dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis.
Yorrys mengatakan penyelenggaraan Munaslub harus dilaksanakan sebelum 15 Desember 2017 untuk memilih ketua umum baru dan mempersiapkan Pilkada 2018.
Yorrys mengatakan para pengurus DPD I Golkar dari puluhan daerah di Indonesia juga telah berkumpul dan bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan bahwa mereka mendukung Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Golkar.
Menurut Yorrys, mereka meminta izin kepada Jokowi agar secara eksplisit bersedia melepas Airlangga dari kursi Menteri Perindustrian.
"Kehadiran mereka (DPD I) kurang lebih karena mendukung pak Airlangga," jelas Yorrys.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: