Sleman (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Bupati Sleman Sri Purnomo meninjau kawasan terdampak bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem di Dusun Klaci, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman, Kamis.

"Hujan deras yang terjadi pada Selasa 28 November salah satunya mengakibatkan bahu jalan sepanjang lebih dari 10 meter di wilayah setempat mengalami longsor terkena luapan air sungai," kata Sri Purnomo.

Menurut dia, pihaknya tengah mengumpulkan data jumlah kerugian akibat cuaca buruk yang menimpa sejumlah wilayah di Sleman.

"Pemerintah Kabupaten Sleman telah mempersiapkan bantuan untuk masyarakat yang terdampak bencana, serta memperbaiki fasilitas umum yang rusak. Ini kan data masih terus bertambah. Harapannya minimal siang nanti data yang masuk berapa sudah bisa diketahui. Walaupun besok pasti ditambah lagi," katanya.

Sri Purnomo mengatakan, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi kapan saja.

"Masyarakat agar menjauhi tempat yang dianggap bahaya. Jangan sampai nanti timbul kerugian, timbul korban. Termasuk binatang peliharaan juga harus dievakuasi," katanya.

Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto berharap masyarakat tetap waspada meskipun bencana yang diakibatkan oleh badai Cempaka tersebut telah usai.

"Musim hujan dengan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan. Tetap kami imbau untuk siaga. Puncaknya musim hujan ini sampai sekitar Februari, meski musim hujannya mungkin sampai April. Jadi sampai bulan Februari diperkirakan masih akan terjadi hujan lebat disertai angina kencang," katanya.

Ia mengatakan, hingga saat ini, wilayah Kecamatan Prambanan merupakan titik terparah di Kabupaten Sleman yang terkena bencana badai Cempaka tersebut.

"BPBD Sleman telah mengerahkan lebih dari 200 personel untuk melakukan evakuasi di Kecamatan Prambanan," katanya.