Gunung Agung kembali alami tremor berlanjut
30 November 2017 10:56 WIB
Arsip Foto. Wisatawan memotret Gunung Agung meletus di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017). Kawasan Pura Besakih termasuk dalam zona awas Gunung Agung, dalam radius sekitar 9 km dari kawah, namun masih ada wisatawan yang nekat megunjungi obyek wisata tersebut. (ANTARA /Nyoman Budhianaaw)
Karangasem, Bali (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Kamis pagi mengamati aktivitas tremor terus menerus (overscale) selama 24 menit di Gunung Agung.
"Kami mencatat hari ini Gunung Agung kembali tremor overscale antara Pukul 7.55 WITA hingga Pukul 08.19 WITA dan kemudian menurun kembali akibat adanya pergerakan magma di dalam kawah," kata Kepala PVMBG Kasbani saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang di Karangasem.
Tremor-tremor dengan amplitudo 23 mm itu, menurut dia, menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi dan fluktuatif dan letusan masih berpotensi terjadi setiap saat.
"Hingga saat ini kondisi Gunung Agung sangat kritis dan sudah masuk fase erupsi magmatis," kata Kasbani.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana menambahkan gempa tremor overscale pagi ini lebih singkat dibandingkan pada Rabu (29/11). Getaran yang dialami Gunung Agung membuat abu terus keluar.
"Untuk saat ini rekomendasi kami adalah agar tidak ada masyarakat yang ada di radius bahaya delapan kilometer dengan perluasan sektoral masih sepuluh kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya," kata dia.
Ia mengimbau warga yang berada di luar zona bahaya itu menyiapkan masker guna menghindari paparan abu vulkanis, yang bisa menimbulkan gangguan pernafasan, iritasi kulit dan gangguan penglihatan.
"Kami mencatat hari ini Gunung Agung kembali tremor overscale antara Pukul 7.55 WITA hingga Pukul 08.19 WITA dan kemudian menurun kembali akibat adanya pergerakan magma di dalam kawah," kata Kepala PVMBG Kasbani saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang di Karangasem.
Tremor-tremor dengan amplitudo 23 mm itu, menurut dia, menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi dan fluktuatif dan letusan masih berpotensi terjadi setiap saat.
"Hingga saat ini kondisi Gunung Agung sangat kritis dan sudah masuk fase erupsi magmatis," kata Kasbani.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana menambahkan gempa tremor overscale pagi ini lebih singkat dibandingkan pada Rabu (29/11). Getaran yang dialami Gunung Agung membuat abu terus keluar.
"Untuk saat ini rekomendasi kami adalah agar tidak ada masyarakat yang ada di radius bahaya delapan kilometer dengan perluasan sektoral masih sepuluh kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya," kata dia.
Ia mengimbau warga yang berada di luar zona bahaya itu menyiapkan masker guna menghindari paparan abu vulkanis, yang bisa menimbulkan gangguan pernafasan, iritasi kulit dan gangguan penglihatan.
Pewarta: I Made Surya, Ni Luh Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: