Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan dia tidak ikut mendukung kegiatan para peserta aksi unjuk rasa 2 Desember atau Aksi 212, namun menyatakan bahwa sebagai warga negara para pendukung gerakan itu berhak menggelar aksi untuk mengekspresikan aspirasi mereka.

"Saya tidak ikut karena saya punya pendekatan tersendiri dalam amar makruf nahi munkar," kata Din kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Menurut Din, yang diperlukan untuk membangun Islam saat ini adalah pengembangan infrastruktur kebudayaan Islam serta aksi-aksi nyata untuk meningkatkan mutu kehidupan umat Islam dalam berbagai bidang.

"Maka perlu langkah strategis yang lebih menekankan praktik ke-Islaman daripada menampilkan mob populisme keagamaan," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, tidak ada larangan untuk menggelar aksi-aksi massa karena setiap orang atau kelompok mempunyai hak serta kebebasan guna mengekpresikan pendapat dalam bentuk dan dengan cara apa pun.

Kelompok pendukung Aksi 212, kata dia, juga mempunyai hak untuk mengaktualisasikan diri dan gerakan mereka adalah absah di alam demokrasi selama tidak menggunakan kekerasan.