Akademisi: waspadai sejumlah penyakit saat musim hujan
29 November 2017 20:02 WIB
Arsip: Asean Dengue Day Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (tengah) berdialog dengan murid-murid mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue saat peringatan ASEAN Dengue Day di SD Negeri Baru 07 Pagi, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (2/8/2017). Dalam peringatan ASEAN Dengue Day tersebut para murid diajak untuk mengenal lebih dekat mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan bahaya yang ditimbulkannya termasuk cara pencegahannya. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Purwokerto (ANTARA News) - Masyarakat perlu mewaspadai sejumlah penyakit yang biasanya terjadi saat musim penghujan, kata Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, dr. Yudhi Wibowo, M.PH.
"Musim hujan perlu mewaspadai sejumlah penyakit, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD," katanya di Purwokerto, Jateng, Rabu.
Salah satu pemicunya, kata dia, akibat meningkatnya tempat perindukan nyamuk.
Selain DBD, kata dia, masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit influenza, malaria, serangan asma, leptospirosis hingga diare.
"Saat terjadi banjir, potensi penyakit diare, leptospirosis, hingga penyakit kulit meningkat," katanya.
Untuk itu, pemerintah daerah, kata dia, perlu melakukan sejumlah hal, mulai dari mitigasi bencana banjir, promosi pemberantasan sarang nyamuk, penyuluhan, dan sosialisasi kepada masyarakat.
Pemberantasan sarang nyamuk, dapat dilakukan dengan cara "3M Plus" yaitu menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk.
Selain itu, masyarakat juga perlu didorong untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Hal tersebut harus dinilai sangat efektif dalam menekan penyebaran penyakit DBD dan penyakit lainnya.
"Pemkab melalui dinas kesehatan tentunya sudah punya data historikal penyakit musiman. Jadi seharusnya langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan. Termasuk perencanaan stok opname obat untuk penyakit musiman," katanya.
"Musim hujan perlu mewaspadai sejumlah penyakit, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD," katanya di Purwokerto, Jateng, Rabu.
Salah satu pemicunya, kata dia, akibat meningkatnya tempat perindukan nyamuk.
Selain DBD, kata dia, masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit influenza, malaria, serangan asma, leptospirosis hingga diare.
"Saat terjadi banjir, potensi penyakit diare, leptospirosis, hingga penyakit kulit meningkat," katanya.
Untuk itu, pemerintah daerah, kata dia, perlu melakukan sejumlah hal, mulai dari mitigasi bencana banjir, promosi pemberantasan sarang nyamuk, penyuluhan, dan sosialisasi kepada masyarakat.
Pemberantasan sarang nyamuk, dapat dilakukan dengan cara "3M Plus" yaitu menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk.
Selain itu, masyarakat juga perlu didorong untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Hal tersebut harus dinilai sangat efektif dalam menekan penyebaran penyakit DBD dan penyakit lainnya.
"Pemkab melalui dinas kesehatan tentunya sudah punya data historikal penyakit musiman. Jadi seharusnya langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan. Termasuk perencanaan stok opname obat untuk penyakit musiman," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: