Bencana alam di Sukabumi meluas
29 November 2017 19:20 WIB
Arsip: Evakuasi Korban Tambang Pasir Petugas Tim SAR Gabungan mengevakuasi jenazah, Alun (50), yang tertimbun longsor di lokasi pertambangan pasir Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (5/9/2016). Longsor terjadi di lokasi pertambangan pasir milik salah satu perusahaan pada Jumat (2/9/2016) siang, dan mengakibatkan satu pekerja tambang tertimbun serta empat orang luka-luka. (ANTARA FOTO/Budiyanto)
Sukabumi (ANTARA News) - Cuaca buruk yang ditandai dengan tingginya curah hujan disertai angin kencang dalam tiga hari terakhir ini menyebakan daerah yang dilanda bencana alam di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terus meluas.
"Awalnya hanya 15 kecamatan yang dilanda bencana, tetapi data terakhir yang kami terima ternyata menjadi 20 kecamatan tersebar di wilayah utara dan selatan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Rabu.
Adapun 20 kecamatan yang dilanda bencana alam yakni Nyalindung, Tegalbuleud, Kalapanunggal, Cidolog, Sagaranten, Caringin, Nagrak, Curugkembar dan Bantargadung.
Selanjutanya, Kecamatan Parakansalak, Gunungguruh, Purabaya, Cibadak, Pabuaran, Palabuhanratu, Cisolok, Ciracap, Lengkong, Parungkuda serta Cidolog.
Menurutnya, mayoritas bencana alam yang terjadi tersebut adalah longsor, kemudian banjir bandang dan angin puting beliung. Tetapi, dari banyaknya laporan kasus bencana dalam dua hari terakhir ini tidak ada warga yang menjadi korban jiwa.
Untuk rumah yang rusak sebanyak 27 unit dengan rincian rusak berat tiga unit, rusak sedang 11 unit dan rusak ringan tiga unit. Selain itu, yang terancam sebanyak 17 unit dan terdampak 46 unit.
"Warga yang menjadi korban bencana ada 40 kepala keluarga (KK) atau 78 jiwa. Tidak hanya rumah, bencana ini juga merusak fasilitas umum lainnya seperti jembatan dan jalan raya atau penghubung antarkampung serta antardesa," tambahnya.
Eka mengatakan untuk nilai kerugian masih dalam perhitungan relawan dan petugas BPBD yang tengah melakukan assesment. Walaupun tidak ada korban jiwa, tetapi dua warga mengalami luka-luka.
"Warga harus selalu waspada dengan Siklon Tropis Cempaka ini yang menyebabkan cuaca buruk dan berpotensi terjadinya bencana. Kami pun sudah menyiaga anggota untuk memberikan bantuan, mendata dan menyalurkan logistik ke lokasi bencana," katanya.
"Awalnya hanya 15 kecamatan yang dilanda bencana, tetapi data terakhir yang kami terima ternyata menjadi 20 kecamatan tersebar di wilayah utara dan selatan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Rabu.
Adapun 20 kecamatan yang dilanda bencana alam yakni Nyalindung, Tegalbuleud, Kalapanunggal, Cidolog, Sagaranten, Caringin, Nagrak, Curugkembar dan Bantargadung.
Selanjutanya, Kecamatan Parakansalak, Gunungguruh, Purabaya, Cibadak, Pabuaran, Palabuhanratu, Cisolok, Ciracap, Lengkong, Parungkuda serta Cidolog.
Menurutnya, mayoritas bencana alam yang terjadi tersebut adalah longsor, kemudian banjir bandang dan angin puting beliung. Tetapi, dari banyaknya laporan kasus bencana dalam dua hari terakhir ini tidak ada warga yang menjadi korban jiwa.
Untuk rumah yang rusak sebanyak 27 unit dengan rincian rusak berat tiga unit, rusak sedang 11 unit dan rusak ringan tiga unit. Selain itu, yang terancam sebanyak 17 unit dan terdampak 46 unit.
"Warga yang menjadi korban bencana ada 40 kepala keluarga (KK) atau 78 jiwa. Tidak hanya rumah, bencana ini juga merusak fasilitas umum lainnya seperti jembatan dan jalan raya atau penghubung antarkampung serta antardesa," tambahnya.
Eka mengatakan untuk nilai kerugian masih dalam perhitungan relawan dan petugas BPBD yang tengah melakukan assesment. Walaupun tidak ada korban jiwa, tetapi dua warga mengalami luka-luka.
"Warga harus selalu waspada dengan Siklon Tropis Cempaka ini yang menyebabkan cuaca buruk dan berpotensi terjadinya bencana. Kami pun sudah menyiaga anggota untuk memberikan bantuan, mendata dan menyalurkan logistik ke lokasi bencana," katanya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: