22 keluarga mengungsi akibat tanah bergerak di Wonosobo
29 November 2017 15:46 WIB
Dokumentasi Bencana Tanah Bergerak. Warga mengamati lokasi tanah yang amblas akibat bencana tanah bergerak di Dusun Delik, Candigaron, Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2017). Bencana yang menyebabkan amblasnya tanah sepanjang ratusan meter dengan kedalaman 1,5 meter hingga 2 meter tersebut menyebabkan satu rumah roboh, empat rumah rusak, dan dikhawatirkan mengancam permukiman yang dihuni 400 kepala keluarga (KK). (ANTARA /Aditya Pradana Putra)
Wonosobo (ANTARA News) - Sebanyak 22 keluarga di Desa Karangsambung, Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, hingga saat ini masih mengungsi akibat tanah bergerak dan tanah longsor di daerah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo Prayitno di Wonosobo, Rabu, mengatakan mereka mengungsi di rumah tetangga atau saudara yang lebih aman.
"Mereka mengungsi sejak 17 November 2017 akibat tanah bergerak dan longsor," katanya.
Ia menuturkan warga masih tinggal di pengungsian karena rumah mereka rusak dan tidak bisa ditempati lagi.
Ia menyebutkan dari sejumlah 22 keluarga yang mengungsi tersebut, enam rumah di antaranya roboh dan 16 rumah lainnya retak-retak dan tidak bisa ditempati.
Ia mengatakan upaya yang dilakukan Pemkab Wonosobo, yakni pemberian logistik bagi para korban dan saat ini sedang dibangunkan hunian sementara.
"Hunian sementara terletak sekitar dua kilometer dari lokasi tanah bergerak," katanya.
Ia berharap dinas atau instansi terkait untuk terlibat penanganan para korban tanah bergerak tersebut agar mereka bisa bangkit lagi.
"Mereka butuh keterampilan untuk meningkatkan nilai tambah dan juga anak-anak butuh kelanjutan pendidikan mereka. Ini semua membutuhkan keterlibatan instansi lain untuk menolong para korban," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo Prayitno di Wonosobo, Rabu, mengatakan mereka mengungsi di rumah tetangga atau saudara yang lebih aman.
"Mereka mengungsi sejak 17 November 2017 akibat tanah bergerak dan longsor," katanya.
Ia menuturkan warga masih tinggal di pengungsian karena rumah mereka rusak dan tidak bisa ditempati lagi.
Ia menyebutkan dari sejumlah 22 keluarga yang mengungsi tersebut, enam rumah di antaranya roboh dan 16 rumah lainnya retak-retak dan tidak bisa ditempati.
Ia mengatakan upaya yang dilakukan Pemkab Wonosobo, yakni pemberian logistik bagi para korban dan saat ini sedang dibangunkan hunian sementara.
"Hunian sementara terletak sekitar dua kilometer dari lokasi tanah bergerak," katanya.
Ia berharap dinas atau instansi terkait untuk terlibat penanganan para korban tanah bergerak tersebut agar mereka bisa bangkit lagi.
"Mereka butuh keterampilan untuk meningkatkan nilai tambah dan juga anak-anak butuh kelanjutan pendidikan mereka. Ini semua membutuhkan keterlibatan instansi lain untuk menolong para korban," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: