Polisi: dokter Helmi beli senjata via Facebook
29 November 2017 11:26 WIB
Tersangka pembunuhan, dokter Ryan Helmi, memasuki kendaraan usai menjalani rekonstruksi penembakan dr. Letty Sultri di klinik Azzahra Medical Center, Cawang, Jakarta, Kamis (23/11/2017). Sebanyak 26 adegan diperagakan dr Helmi dalam rekonstruksi itu, mulai dari berangkat ke klinik, melepaskan tembakan yang menewaskan sang istri, dr Letty, hingga dia menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya. (ANTARA /Galih Pradipta)
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengungkapkan bahwa dokter Ryan Helmi, yang menembak mati istrinya yang bernama dokter Letty Sultri, membeli senjata api dari tersangka bernama Robby melalui Facebook.
"Robby dan dokter Helmi merupakan anggota grup itu yang menawarkan jual beli senjata api," kata Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan di Jakarta, Rabu.
Hendy mengatakan Robby dan Helmi berkomunikasi mengenai transaksi penjualan senjata api melalui jaringan media sosial itu. Dari komunikasi itu, Robby sepakat menjual senjata api seharga Rp25 juta kepada Helmi, yang kemudian mentransfer uang pembayaran untuk pembelian senjata itu.
Awalnya, ia menuturkan, Helmi mengirimkan uang Rp18 juta kepada Robby di klinik medis tempat Helmi bekerja di Cawang, Jakarta Timur.
Helmi juga diketahui mengirim uang Rp2 juta untuk membiayai perjalanan Robby mengirim senjata api dari Jawa Timur menuju Jakarta.
Menurut polisi, Robby membeli senjata api itu seharga Rp10 juta dari dokter Sonny di Surabaya, Jawa Timur. Saat ini polisi masih memburu dokter Sonny untuk mengungkap jaringan penjualan senjata api ilegal.
Dokter Helmi menembak mati dokter Letty di Azzahra Medical Center, Cawang, pada 9 November pukul 14.30 WIB. Polisi menduga Helmi menembak mati istrinya lantaran persoalan rumah tangga. Dalam penyidikan perkara itu, polisi menyita senjata api jenis revolver rakitan dan FN yang dibeli Helmi seharga Rp45 juta.
"Robby dan dokter Helmi merupakan anggota grup itu yang menawarkan jual beli senjata api," kata Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F Kurniawan di Jakarta, Rabu.
Hendy mengatakan Robby dan Helmi berkomunikasi mengenai transaksi penjualan senjata api melalui jaringan media sosial itu. Dari komunikasi itu, Robby sepakat menjual senjata api seharga Rp25 juta kepada Helmi, yang kemudian mentransfer uang pembayaran untuk pembelian senjata itu.
Awalnya, ia menuturkan, Helmi mengirimkan uang Rp18 juta kepada Robby di klinik medis tempat Helmi bekerja di Cawang, Jakarta Timur.
Helmi juga diketahui mengirim uang Rp2 juta untuk membiayai perjalanan Robby mengirim senjata api dari Jawa Timur menuju Jakarta.
Menurut polisi, Robby membeli senjata api itu seharga Rp10 juta dari dokter Sonny di Surabaya, Jawa Timur. Saat ini polisi masih memburu dokter Sonny untuk mengungkap jaringan penjualan senjata api ilegal.
Dokter Helmi menembak mati dokter Letty di Azzahra Medical Center, Cawang, pada 9 November pukul 14.30 WIB. Polisi menduga Helmi menembak mati istrinya lantaran persoalan rumah tangga. Dalam penyidikan perkara itu, polisi menyita senjata api jenis revolver rakitan dan FN yang dibeli Helmi seharga Rp45 juta.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: