Denpasar (ANTARA News) - Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyiapkan sekitar 100 bus untuk mengangkut pemakai jasa penerbangan yang gagal berangkat untuk kemudian dialihkan menggunakan transportasi darat karena bandara ditutup akibat letusan Gunung Agung.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, di Denpasar, Rabu, mengatakan, calon pemakai jasa penerbangan langsung diantarkan ke Pelabuhan Padangbai, Surabaya, dan Jakarta.

Ratusan bus yang disiapkan itu disiagakan di terminal domestik dan internasional bandara terbesar di Bali dan Nusa Tenggara itu.

Sejumlah pemakai jasa penerbangan yang memilih menggunakan transportasi darat, kemudian antre untuk memasuki bus yang menuju Surabaya dan Jakarta serta Pelabuhan Padangbai untuk tujuan Nusa Tenggara Barat.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kembali ditutup hingga Kamis (30/11) karena sebaran abu Gunung Agung terdeteksi masih berada di ruang udara bandara.

Akibatnya pada perpanjangan penutupan ketiga kalinya ini, total 430 jadwal penerbangan batal terbang baik yang tiba maupun berangkat.

Dia merinci, untuk rute internasional sebanyak 195 penerbangan dan rute domestik mencalai 235 penerbangan.

Pihaknya memperkirakan untuk penutupan ketiga kalinya ini hampir 58.000 calon pemakai jasa penerbangan domestik dan internasional gagal terbang.

Pihaknya bersama otoritas terkait lainnya akan melakukan evaluasi terkait perkembangan operasional berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin Australia, laporan pilot dan hasil pengujian di bandara.