BPBD Bantul: 27 titik banjir akibat hujan
28 November 2017 23:23 WIB
Warga menyaksikan jembatan yang putus di Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (28/11/2017). Jembatan yang menjadi penghubung desa Tamantirto dan desa Kasihan itu putus dan hanyut akibat tergerus air sungai menyusul hujan yang terjadi selama dua hari terakhir. (ANTARA /Andreas Fitri Atmoko )
Bantul (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 titik kejadian banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah ini pada Selasa (28/11) sejak pagi hingga petang.
Informasi yang diperoleh dari Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul pada Selasa malam, sebanyak 27 titik kejadian banjir atau genangan air tersebut tersebar di beberapa desa wilayah Bantul selatan, tengah dan timur.
Dampak dari kejadian banjir yang diakibatkan karena saluran air maupun sungai meluap itu adalah jembatan putus, talud atau bangunan penahan abrasi sungai rusak, merendam permukiman dan lahan pertanian tergenang.
Namun demikian, data dari Pusdalops Bantul itu menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut, akan tetapi peristiwa tersebut mengakibatkan sebanyak 750 jiwa warga Bantul mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sebanyak 27 titik lokasi banjir itu yaitu Desa Bangunjiwo, Desa Selopamioro, Desa Srimartani, Desa Wijirejo, Desa Tirtohargo, Desa Sriharjo, Desa Segoroyoso, Desa Trimulyo, Desa Karangtengah, Desa Patalan, Desa Seloharjo, Desa Wiroyudan masing-masing satu lokasi.
Kemudian Desa Trirenggo dua titik, Desa Sumberagung satu titik, Desa Gilangharjo dua titik, Desa Wirokerten, Desa Tamantirto masing-masing satu titik, Desa Sidomulyo tiga titik, Desa Panjangrejo empat titik dan Desa Wiroyudan satu titik banjir.
Pantauan di wilayah Bantul, banjir genangan air juga melanda di sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Parangtritis, Jalan Imogiri Barat dan ruas jalan desa, banjir itu sempat mengakibatkan sejumlah kendaraan bermotor macet.
Sementara itu, banjir genangan air juga melanda di komplek perumahan wilayah Pedukugan Grojogan Desa Tamanan, yang mana hampir sebagian besar rumah kemasukan air karena dampak saluran air di wilayah tersebut meluap.
"Setiap kali hujan deras mengguyur, jalan komplek perumahan sini tergenang, akan tetapi kejadian hari ini yang terparah, karena sawah di utara perumahan airnya terus naik," kata Fairus pemilik rumah yang dilanda banjir.
Ibu dengan dua anak ini kemudian memilih mengungsi ke rumah mertuanya yang ada di wilayah Yogyakarta, karena khawatir air terus masuk rumah hingga keeseokan hari, sebab hujan terus turun di malam hari ditambah listrik padam.
Informasi yang diperoleh dari Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul pada Selasa malam, sebanyak 27 titik kejadian banjir atau genangan air tersebut tersebar di beberapa desa wilayah Bantul selatan, tengah dan timur.
Dampak dari kejadian banjir yang diakibatkan karena saluran air maupun sungai meluap itu adalah jembatan putus, talud atau bangunan penahan abrasi sungai rusak, merendam permukiman dan lahan pertanian tergenang.
Namun demikian, data dari Pusdalops Bantul itu menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut, akan tetapi peristiwa tersebut mengakibatkan sebanyak 750 jiwa warga Bantul mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sebanyak 27 titik lokasi banjir itu yaitu Desa Bangunjiwo, Desa Selopamioro, Desa Srimartani, Desa Wijirejo, Desa Tirtohargo, Desa Sriharjo, Desa Segoroyoso, Desa Trimulyo, Desa Karangtengah, Desa Patalan, Desa Seloharjo, Desa Wiroyudan masing-masing satu lokasi.
Kemudian Desa Trirenggo dua titik, Desa Sumberagung satu titik, Desa Gilangharjo dua titik, Desa Wirokerten, Desa Tamantirto masing-masing satu titik, Desa Sidomulyo tiga titik, Desa Panjangrejo empat titik dan Desa Wiroyudan satu titik banjir.
Pantauan di wilayah Bantul, banjir genangan air juga melanda di sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Parangtritis, Jalan Imogiri Barat dan ruas jalan desa, banjir itu sempat mengakibatkan sejumlah kendaraan bermotor macet.
Sementara itu, banjir genangan air juga melanda di komplek perumahan wilayah Pedukugan Grojogan Desa Tamanan, yang mana hampir sebagian besar rumah kemasukan air karena dampak saluran air di wilayah tersebut meluap.
"Setiap kali hujan deras mengguyur, jalan komplek perumahan sini tergenang, akan tetapi kejadian hari ini yang terparah, karena sawah di utara perumahan airnya terus naik," kata Fairus pemilik rumah yang dilanda banjir.
Ibu dengan dua anak ini kemudian memilih mengungsi ke rumah mertuanya yang ada di wilayah Yogyakarta, karena khawatir air terus masuk rumah hingga keeseokan hari, sebab hujan terus turun di malam hari ditambah listrik padam.
Pewarta: H. Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: