Sidoarjo (ANTARA News) - Banyak diantara korban lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo Brantas Inc di Porong, Sidoarjo, Jatim, yang mengalami stres akibat penderitaan yang setahun lebih lamanya. "Awalnya, kami hanya melakukan pengobatan massal, tapi koordinator pengungsi juga meminta psikiater/psikolog," ujar Ketua INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa) Surabaya, William Rahardja, di Sidoarjo, Minggu. Didampingi Bagian Infokom INTI Surabaya, Aditya Nugraha, ia menjelaskan, banyak dari 346 pengungsi yang mengikuti pengobatan gratis, ternyata mengalami depresi atau stres. "Kami belum melakukan pendataan korban lumpur yang stres, tapi mereka sudah ada yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Porong, karena depresi yang diderita sudah tinggi," tegasnya. Untuk 346 orang pengungsi korban lumpur yang mengikuti pengobatan massal, katanya, umumnya menderita sakit kulit, flu, batuk, rematik, dan sebagainya. "Pengobatan gratis itu ditangani 40 dokter dengan dukungan psikiater dan psikolog sukarelawan dari Yayasan Bangun Sehat Indonesia," ucapnya. Menurut dia, pengobatan gratis itu merupakan bagian dari kegiatan bakti sosial INTI Surabaya untuk meringankan beban hidup dan memberikan semangat para pengungsi. "Kami juga memberikan bingkisan sembako bagi 878 KK (Kepala Keluarga) korban lumpur yang berisi shampo, kue wafer, kue marie, susu, dan susu kental manis," ungkapnya.(*)