Kemenko PMK gandeng Muhammadiyah upayakan pembangunan SDM
24 November 2017 22:17 WIB
Menko PMK Puan Maharani (kanan) bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai menandatangani nota kesepahaman bersama antara Kementerian PMK dengan PP Muhammadiyah di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Jumat (24/11/2017). Kerjasama tersebut merupakan bentuk gotong royong bersama organisasi Islam di Indonesia untuk mengimplementasi revolusi mental. (ANTARA /Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menggandeng PP Muhammadiyah untuk bekerja sama dalam membangun sumber daya manusia Indonesia berkualitas dan intelektual.
Menko PMK Puan Maharani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, berpandangan kiprah Muhammadiyah sangat berperan penting dalam perjalanan perjuangan bangsa dan membangun Indonesia dengan nilai dan pandangan Islam berkemajuan.
Menurut Puan Muhammadiyah telah membuktikan komitmennya untuk memajukan bangsa dan negara lewat para cendikiawannya. Dia mengatakan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam ikut bergotong royong memperkuat pembangunan manusia yang berkualitas sebagai modal dalam memajukanIndonesia.
Kerjasama antara Kemenko PMK dan Muhammadiyah yang diresmikan dengan penandatanganan nota kesepahaman kedua pihak pada hari ini merupakan sinergi dan komitmen bersama dalam menjadikan Indonesia yang sejahtera, maju, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
Kemenko PMK menginginkan implementasi Revolusi Mental secara bertahap dengan melibatkan santri-santri di semua pesantren yang ada di bawah koordinasi PP Muhammadiyah.
Puan mengatakan pemerintah saat ini tengah fokus membangun berbagai infrastruktur di Tanah Air. Namun Puan menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia agar dapat mencukupi semua hal terkait infrastruktur yang sedang dibangun.
"Pembangunan infrastruktur ini merupakan langkah untuk mencapai hasil dalam jangka panjang, sedangkan jangka pendek dan menengah diwujudkan dengan bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni, yang bisa berkompetisi, berkualitas, dan tentu saja siap untuk memanfaatkan semua infrastruktur yang sedang dibangun," jelas Puan.
Menko PMK meminta agar kerja sama yang dilakukan tidak hanya sebagai acara seremonial belaka namun juga harus dikonkritkan di lapangan.
"Jangan sampai nota kesepahaman ini hanya sebagai acara seremonial belaka. Kerja sama ini tentunya harus dapat terimplementasi secara konkrit. Untuk itu, marilah kita semua kerja bersama, membangun rumah Indonesia yang sejahtera, maju, dan berkepribadian," kata Puan.
Menko PMK Puan Maharani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, berpandangan kiprah Muhammadiyah sangat berperan penting dalam perjalanan perjuangan bangsa dan membangun Indonesia dengan nilai dan pandangan Islam berkemajuan.
Menurut Puan Muhammadiyah telah membuktikan komitmennya untuk memajukan bangsa dan negara lewat para cendikiawannya. Dia mengatakan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam ikut bergotong royong memperkuat pembangunan manusia yang berkualitas sebagai modal dalam memajukanIndonesia.
Kerjasama antara Kemenko PMK dan Muhammadiyah yang diresmikan dengan penandatanganan nota kesepahaman kedua pihak pada hari ini merupakan sinergi dan komitmen bersama dalam menjadikan Indonesia yang sejahtera, maju, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
Kemenko PMK menginginkan implementasi Revolusi Mental secara bertahap dengan melibatkan santri-santri di semua pesantren yang ada di bawah koordinasi PP Muhammadiyah.
Puan mengatakan pemerintah saat ini tengah fokus membangun berbagai infrastruktur di Tanah Air. Namun Puan menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia agar dapat mencukupi semua hal terkait infrastruktur yang sedang dibangun.
"Pembangunan infrastruktur ini merupakan langkah untuk mencapai hasil dalam jangka panjang, sedangkan jangka pendek dan menengah diwujudkan dengan bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni, yang bisa berkompetisi, berkualitas, dan tentu saja siap untuk memanfaatkan semua infrastruktur yang sedang dibangun," jelas Puan.
Menko PMK meminta agar kerja sama yang dilakukan tidak hanya sebagai acara seremonial belaka namun juga harus dikonkritkan di lapangan.
"Jangan sampai nota kesepahaman ini hanya sebagai acara seremonial belaka. Kerja sama ini tentunya harus dapat terimplementasi secara konkrit. Untuk itu, marilah kita semua kerja bersama, membangun rumah Indonesia yang sejahtera, maju, dan berkepribadian," kata Puan.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: