Jakarta (ANTARA News) - Keluarga awak kapal selam Argentina yang hilang di Samudera Atlantik marah setelah angkatan laut Argentina membenarkan bahwa suara tidak biasa yang didengar di Atlantik di dekat posisi terakhir kapal selam yang hilang itu mengirimkan sinyal adalah memang ledakan. Konfirmasi ini mengakhiri harapan menemukan 44 awak kapal selam itu dalam keadaan hidup.

Para keluarga korban itu sudah berkumpul sejak 17 November di pangkalan angkatan laut Mar del Plata itu atau dua hari setelah ada ledakan di kapal selam itu yang baru diakui angkatan laut hari ini.

Mereka marah karena merasa dibohongi oleh angkatan laut selama seminggu lebih.

"Saya merasa ditipu," kata Itati Leguizamon, yang suaminya bernama German Suarez adalah operator sonar kapal selam ARA San Juan yang hilang itu.

"Pemerintah tak mau bilang mereka telah mati. Pemerintah cuma bilang merekaberada di kedalaman tiga ribu meter," sambung Leguizamon dikelilingi anggota keluarganya yang lain yang berteriak-teriak menumpahkan amarahnya.

"Mereka membohongi kami," kata Leguizamon, yang berprofesi pengacara, seperti dikutip AFP.

Jessica Gopar, yang suaminya merupakan teknisi listrik San Juan, sambil terisak-isak berkata, "Mereka hanya bilang pada kami bahwa kapal selam itu meledak."

Dia berbicara begitu meninggalkan pangkalan kapal selam itu.

"Dia adalah cinta seumur hidupku, bertunangan tujuh tahun sebelum kami menikah," kata Gopar tentang suaminya, Fernando Santilli. "Bagaimana saya harus bilang pada anak saya bahwa dia kini sudah tak punya ayah?"