Masjid Kapal di Semarang bisa alternatif destinasi wisata
24 November 2017 16:09 WIB
Masjid berbentuk kapal milik Yayasan Safinatun Najah dikunjungi wisatawan di Semarang, Jawa Tengah. Masjid seluas 2.500 meter persegi dengan panjang 50 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 14 meter tersebut menelan biaya pembangunan sekitar Rp5,5 miliar. (ANTARA FOTO/Aji Styawan)
Semarang (ANTARA News) - Masjid Kapal Nabi Nuh yang berlokasi di Jalan Kiai Padak, Ngaliyan, Kota Semarang, menjadi salah satu alternatif wisata yang melengkapi destinasi lainnya di ibukota Jateng itu.
Pengelola Masjid Kapal, Muhajir, di Semarang, Jumat, mengatakan tempat tersebut menjadi salah satu alternatif destinasi wisata yang berlokasi di pinggiran Kota Semarang.
Bangunan berbentuk kapal tersebut memang ditujukan untuk kegiatan bersosialisasi masyarakat.
Menurut dia, bangunan tersebut terbagi menjadi tiga tingkat, yakni lantai dasar merupakan aula atau gedung pertemuan, lantai dua sebagai tempat ibadah, dan lantai tiga akan dijadikan perpustakaan, ditambah "rooftop" sebagai pelengkap.
Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati pengobatan alternatif oleh ahlinya secara gratis.
Ke depan, objek wisata yang berada di bawah naungan Yayasan Shafiatun Najat ini akan dijadikan sebuah wisata edukasi dengan menyediakan perpustakaan dan tempat pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris di lantai tiga.
Dengan hanya Rp4 ribu per orang, pengunjung bisa menikmati bangunan replika kapal Nabi Nuh yang dibangun pada 2015 dan menjadi ramai di media sosial.
Tak hanya berwisata, lanjut dia, masyarakat dapat memanfaatkan tempat tersebut untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan atau pesta pernikahan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung, Tya mengaku Masjid Kapal ini sebagai salah satu objek wisata yang unik.
"Hanya dengan Rp4 ribu, tempatnya bersih meski lokasinya agak jauh dari pusat kota," katanya.
Pengelola Masjid Kapal, Muhajir, di Semarang, Jumat, mengatakan tempat tersebut menjadi salah satu alternatif destinasi wisata yang berlokasi di pinggiran Kota Semarang.
Bangunan berbentuk kapal tersebut memang ditujukan untuk kegiatan bersosialisasi masyarakat.
Menurut dia, bangunan tersebut terbagi menjadi tiga tingkat, yakni lantai dasar merupakan aula atau gedung pertemuan, lantai dua sebagai tempat ibadah, dan lantai tiga akan dijadikan perpustakaan, ditambah "rooftop" sebagai pelengkap.
Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati pengobatan alternatif oleh ahlinya secara gratis.
Ke depan, objek wisata yang berada di bawah naungan Yayasan Shafiatun Najat ini akan dijadikan sebuah wisata edukasi dengan menyediakan perpustakaan dan tempat pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris di lantai tiga.
Dengan hanya Rp4 ribu per orang, pengunjung bisa menikmati bangunan replika kapal Nabi Nuh yang dibangun pada 2015 dan menjadi ramai di media sosial.
Tak hanya berwisata, lanjut dia, masyarakat dapat memanfaatkan tempat tersebut untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan atau pesta pernikahan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung, Tya mengaku Masjid Kapal ini sebagai salah satu objek wisata yang unik.
"Hanya dengan Rp4 ribu, tempatnya bersih meski lokasinya agak jauh dari pusat kota," katanya.
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: