PT Vivo Energi akan jual LPG
24 November 2017 14:36 WIB
Pengemudi angkutan kota mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo saat peresmiannya di Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2017). SPBU milik PT. Vivo Energy Indonesia itu menjual bahan bakar jenis Revvo (RON) 89, Revvo 90 dan Revvo 92, dengan harga Revvo 89 Rp 6.100 dijual dibawah harga BBM Penugasan (RON 88, harga Rp 6.450). Vivo Energy juga akan menjual LPG. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta (ANTARA News) - PT Vivo Energy Indonesia pemilik SPBU Vivo menyatakan akan menjual LPG kepada masyarakat luas setelah muncul dengan proyek SPBU-nya.
"Melalui afiliasi atau anak usaha PT Vivo Energy yaitu PT Sierra Nusa Gas akan menjual LPG di kawasan awal yaitu Jawa bagian timur, " kata Corporate Communication PT Vivo Indonesia Maldi Aljufrie di Jakarta, Jumat.
Tabung gas LPG nantinya akan terdiri atas berbagai ukuran dan bermerk Nusagas dengan warna tabung jingga.
Jenis tabung yang dijual berukuran LPG 4,5 kg, 8 kg, 16 kg dan 60 kg. Menurutnya, gas merk Nusagas tersebut akan diluncurkan sebelum akhir tahun. Namun, baru bisa dijual pada triwulan pertama 2018, atau awal Januari 2018 sebab masih terkendala administrasi.
Maldi memberikan informasi, untuk tabung ukuran 4,5 kg akan dikenakan harga Rp25.500 per tabung. Sedangkan ukuran 8 kg dihargai Rp56.000, kemudian ukuran 15 kg dijual dengan harga Rp110.000. Dan pada ukuran tabung 60 kg akan dijual seharga Rp460.000.
"Harga tersebut merupakan harga akhir, atau harga yang ditawarkan kepada konsumen, " tegas Maldi. Saat ini harga LPG tabung ukuran 3 kg milik Pertamina dijual dengan harga kisaran Rp15.500, dengan kategori subsidi.
Maldi juga menjelaskan bahwa produk Nusagas tersebut telah melalui uji tabung serta keamanan berkali-kali. Tingkat panas yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang baik.
Berdasarkan perbandingan LPG milik Pertamina, untuk ukuran 12 kg harga di tingkat agen di Pulau Jawa adalah Rp129.000 sedangkan Nusagas yang mendekati adalah ukuran 15 kg.
LPG Nusagas dengan ukuran 15 kg memiliki harga Rp110.000, sedangkan LPG milik Pertamina dengan ukuran 12 kg berdasarkan laman resmi Pertamina berharga yang lebih tinggi yaitu Rp129.000.
Nusagas akan dijual langsung kepada masyarakat, belum ditentukan akan adanya kerja sama dengan distributor lain, namun menurut Maldi hal tersebut tidak menutup kemungkinan jika menguntungkan masyarakat.
"Melalui afiliasi atau anak usaha PT Vivo Energy yaitu PT Sierra Nusa Gas akan menjual LPG di kawasan awal yaitu Jawa bagian timur, " kata Corporate Communication PT Vivo Indonesia Maldi Aljufrie di Jakarta, Jumat.
Tabung gas LPG nantinya akan terdiri atas berbagai ukuran dan bermerk Nusagas dengan warna tabung jingga.
Jenis tabung yang dijual berukuran LPG 4,5 kg, 8 kg, 16 kg dan 60 kg. Menurutnya, gas merk Nusagas tersebut akan diluncurkan sebelum akhir tahun. Namun, baru bisa dijual pada triwulan pertama 2018, atau awal Januari 2018 sebab masih terkendala administrasi.
Maldi memberikan informasi, untuk tabung ukuran 4,5 kg akan dikenakan harga Rp25.500 per tabung. Sedangkan ukuran 8 kg dihargai Rp56.000, kemudian ukuran 15 kg dijual dengan harga Rp110.000. Dan pada ukuran tabung 60 kg akan dijual seharga Rp460.000.
"Harga tersebut merupakan harga akhir, atau harga yang ditawarkan kepada konsumen, " tegas Maldi. Saat ini harga LPG tabung ukuran 3 kg milik Pertamina dijual dengan harga kisaran Rp15.500, dengan kategori subsidi.
Maldi juga menjelaskan bahwa produk Nusagas tersebut telah melalui uji tabung serta keamanan berkali-kali. Tingkat panas yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang baik.
Berdasarkan perbandingan LPG milik Pertamina, untuk ukuran 12 kg harga di tingkat agen di Pulau Jawa adalah Rp129.000 sedangkan Nusagas yang mendekati adalah ukuran 15 kg.
LPG Nusagas dengan ukuran 15 kg memiliki harga Rp110.000, sedangkan LPG milik Pertamina dengan ukuran 12 kg berdasarkan laman resmi Pertamina berharga yang lebih tinggi yaitu Rp129.000.
Nusagas akan dijual langsung kepada masyarakat, belum ditentukan akan adanya kerja sama dengan distributor lain, namun menurut Maldi hal tersebut tidak menutup kemungkinan jika menguntungkan masyarakat.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: