Presiden Yudhoyono Batal Buka Rakerda PD Bali
17 Juni 2007 10:35 WIB
Denpasar (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pembina (DP) DPP Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono batal membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I DPD PD Bali, di Denpasar Minggu.
"Ketum Dewan Pembina semula berkenan membuka Rakerda, namun dengan berbagai pertimbangan dan kehati-hatian, rencana itu akhirnya dibatalkan," kata Ketua Umum DPP PD, Hadi Utomo, ketika membuka Rakerda tersebut.
Ketum Dewan Pembina yang juga Presiden Indonesia sedang berada di Bali dalam rangkaian membuka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-29, sekaligus menyaksikan pementasan senderatari mengawali sebulan pesta tahunan seniman Pulau Dewata.
Ia mengatakan Yudhoyono selaku Ketum Dewan Pembina menjadi idola setiap kader PD, namun juga sebagai bapak bangsa harus mengayomi seluruh bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itu, beliau lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
"Yudhoyono adalah sosok pemimpin bangsa yang arif, bijak dan santun dan semua tindakan dipertimbangkan secara matang, termasuk membuka Rakerda DPD PD Bali," ujar Hadi Utomo yang terpilih sebagai Ketum hasil Munas DPP PD yang berlangsung di Sanur, Bali.
Banyak pertimbangan yang dikuatirkan jika Presiden hadir dan membuka Rakerda PD Bali, antara lain takut ada yang mengira kampanye, sehingga mencuri start serta tidak ingin menyinggung perasaan orang lain.
"Bisa saja kehadirannya pada Rakerda PD Bali menimbulkan berbagai macam persepsi, dan oleh sebab itu diputuskan untuk tidak hadir, meskipun persiapannya sudah dilakukan dengan matang," ujar Hadi Utomo.
Ia mengharapkan agenda Rakerda DPD PD berjalan dengan baik, menghasilkan program-program yang bermanfaat bagi kemajuan partai dan masyarakat.
Anggota Dewan Pembina DPP PD, Jero Wacik yang juga menteri Kebudayaan dan Pariwisata, pada kesempatan itu menyerahkan sebuah mobil ambulan kepada Ketua Umum DPD PD Bali, I Gusti Bagus Alit Putra, sebagai bekal mengabdikan diri kepada masyarakat.
Mobil ambulan itu bukan khusus untuk DPD PD Bali, namun untuk masyarakat Bali, tanpa melihat lata rbelakang politiknya. (*)
Copyright © ANTARA 2007
Tags: