Beijing (ANTARA News) - Pemerintah Kota Beijing mengeluarkan kebijakan tegas kepada para penyewa rumah secara ilegal setelah peristiwa kebakaran di Distrik Daxing yang menewaskan 19 orang pada pekan lalu.

Pemerintah Distrik Daxing di ibu kota China itu memberikan tenggat kepada para penyewa untuk meninggalkan gedung yang dibangun secara ilegal, demikian laporan media resmi setempat, Jumat.

Warga yang tinggal di salah satu apartemen dekat kawasan permukiman Dongba, Distrik Chaoyang, diminta meninggalkan tempat itu sebelum Rabu siang (22/11).

Petugas pemadaman kebakaran telah menyampaikan permintaan itu sehari sebelumnya sebagaimana laporan laman berita caixin.com.

Inspeksi berlangsung mulai 19 November hingga akhir Desember tahun ini, demikian pengumuman pemerintah setempat.

Sebanyak 19 orang tewas keracunan akibat menghirup karbon monoksida setelah kebakaran terjadi di ruang pendingin pada Sabtu (18/11) sebagaimana laporan China Central Television (CCTV).

Ruang pendingin tersebut berada di lantai bawah tanah apartemen dua lantai yang disewa 400 orang itu, demikian laporan stasiun televisi resmi pemerintah setempat.

Orang-orang yang menyewa lantai bawah tanah apartemen itu diperintahkan untuk meninggalkannya karena lantai bawah tanah dinyatakan bukan tempat untuk kegiatan manufaktur, gudang, atau tempat tinggal.

"Kelompok penyewa bangunan ilegal menjadi tempat favorit bagi kaum migran berpenghasilan rendah. Bahkan tempat-tempat itu biasanya ramai meskipun sangat berisiko," kata Niu Fengrui, peneliti di Jurusan Urbanisasi dan Lingkungan, Chinese Academy of Sosial Science Institute, sebagaimana dikutip Global Times.