Mentan: stok beras aman sampai bulan Mei
23 November 2017 19:48 WIB
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) menaiki mesin harvester saat acara Syukur Panen di Sukra Indramayu, Jawa Barat, Kamis (23/11/2017). Syukur Panen tersebut tersebut untuk memotivasi petani yang mengalami gagal panen dan diharapkan dapat pengingkatkan produksi pada musim panen berikutnya. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Indramayu (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjamin stok beras aman sampai bulan Mei, untuk itu masyarakat jangan ragu dan sudah tidak ada impor lagi.
"Stok kita sampai Mei, enam bulan kita aman sedangkan kita kan setiap hari panen setiap hari tanam," kata Amran di Indramayu, Kamis.
Dia mengatakan sudah hampir tiga tahun Indonesia tidak lagi impor beras, karena memang stok dalam negeri mencukupi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kita dahulu takut stok kita kurang, karena panennya pada bulan November, Desember dan Januari sangat rendah, namun sekarang semua bisa teratasi," tuturnya.
Menurutnya setelah dilakukan metode baru yaitu penanaman padi di bulan kering yaitu Juni, Agustus dan September sebanyak 1 juta hektar, maka hasilnya sudah dua tahun tidak impor beras lagi.
"Kita sudah ketemu rumus baru, metode baru yaitu dimana bulan kering Juli, Agustus dan September jangan kita lewatkan dan minimal kita tanam 1 juta hektar, alahamdulillah ini tahun kedua masuk tahun ketiga kita tidak ada impor," katanya.
Dia menambahkan di Jawa Barat merupakan penghasil padi terbesar di Indonesia dan irigasi pun sudah diperbaiki. Untuk terus menjaga stok pangan harus bisa mengelola air hujan.
Karena dengan memanfaatkan air hujan dengan membuat embung, negara ini akan sejahtera tidak lagi harus mengimpor bahan makanan, karena bisa diproduksi dalam negeri.
"Bagaimana kita kelola air hujan yang ada, jangan air hujan langsung jatuh kelaut, tidak dijadikan karbohidrat protein dan seterusnya," katanya.
"Dan bagaimana kita manfaatkan air hujan, jangan sampai menjadi musibah dengan membangun embung-embung, jadi tidak ada musim kering untuk pertanian," kata Amran menegaskan.
"Stok kita sampai Mei, enam bulan kita aman sedangkan kita kan setiap hari panen setiap hari tanam," kata Amran di Indramayu, Kamis.
Dia mengatakan sudah hampir tiga tahun Indonesia tidak lagi impor beras, karena memang stok dalam negeri mencukupi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kita dahulu takut stok kita kurang, karena panennya pada bulan November, Desember dan Januari sangat rendah, namun sekarang semua bisa teratasi," tuturnya.
Menurutnya setelah dilakukan metode baru yaitu penanaman padi di bulan kering yaitu Juni, Agustus dan September sebanyak 1 juta hektar, maka hasilnya sudah dua tahun tidak impor beras lagi.
"Kita sudah ketemu rumus baru, metode baru yaitu dimana bulan kering Juli, Agustus dan September jangan kita lewatkan dan minimal kita tanam 1 juta hektar, alahamdulillah ini tahun kedua masuk tahun ketiga kita tidak ada impor," katanya.
Dia menambahkan di Jawa Barat merupakan penghasil padi terbesar di Indonesia dan irigasi pun sudah diperbaiki. Untuk terus menjaga stok pangan harus bisa mengelola air hujan.
Karena dengan memanfaatkan air hujan dengan membuat embung, negara ini akan sejahtera tidak lagi harus mengimpor bahan makanan, karena bisa diproduksi dalam negeri.
"Bagaimana kita kelola air hujan yang ada, jangan air hujan langsung jatuh kelaut, tidak dijadikan karbohidrat protein dan seterusnya," katanya.
"Dan bagaimana kita manfaatkan air hujan, jangan sampai menjadi musibah dengan membangun embung-embung, jadi tidak ada musim kering untuk pertanian," kata Amran menegaskan.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: