Aren mempunyai banyak manfaat, baik sebagai bahan pangan, energi maupun aspek konservasi lingkungan. Berdasarkan aspek pangan, aren sebagai penghasil kolang-kaling dan gula berkontribusi sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.�




Gula aren juga dapat dikonversi menjadi bahan bakar nabati sebagai sumber energi alternatif terbarukan. Jika dibandingkan dengan gula tebu, produktivitas aren lebih besar 2 sampai 3 kali lipat produktivitas gula tebu yang hanya berkisar 4 sampai dengan 6 ton per hektar.�




Keunggulan aren ini memberikan peluang alternatif bagi penyediaan kebutuhan gula nasional yang terus meningkat. Demikian pula sebagai bahan bakar nabati, pengolahan nira aren dapat menghasilkan bioetanol sebesar 420.000 sampai 800.000 liter per hektar per tahun.�




Potensi yang sangat luar biasa tersebut perlu mendapat perhatian dengan upaya pengembangan aren menjadi komoditas unggulan guna mendukung program swasembada gula dan bioenergi nasional.




Sampai saat ini belum ada sistem seleksi atau deteksi aren berdasarkan kegenjahannya kecuali berdasarkan umur produksi nira pertama kali dan tinggi pohon. Metode konvensional ini tidak ekonomis karena harus menunggu tanaman berproduksi.�




Kini sudah ada kit deteksi dengan pendekatan�polymerase chain reaction (PCR)�telah dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian sebagai�tool�berbasis bioteknologi yang bermanfaat dalam seleksi atau deteksi tanaman aren berdasarkan kegenjahan secara cepat melalui analisis sampel dalam fase bibit ataupun biji.�




Kit ini memiliki tingkat presisi deteksi 80-85%� dengan menggunakan jumlah sampel yang sangat sedikit sehingga biaya analisisnya relatif murah dan dapat membantu petani aren dalam menentukan tipe kegenjahan tanaman arennya tanpa harus menunggu bertahun-tahun (minimal 4 tahun untuk aren genjah dan 8 tahun untuk aren tipe dalam).�




Aren genjah dapat dipanen lebih cepat namun umumnya menghasilkan nira lebih rendah dibandingkan aren tipe dalam. Kesukaan tipe aren yang ditanam petani dipengaruhi oleh lingkungan dan kultur setempat.




Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Bioteknologi dan Genetik Pertanian (BB Biogen), Dr. Mastur menjelaskan bahwa pengembangan kit deteksi kegenjahan tanaman aren ini merupakan invensi terobosan Balitbangtan yang bermanfaat dalam membantu petani menseleksi atau mendeteksi kegenjahan aren secara nasional dan dalam konteks preservasi di Indonesia yang merupakan�center of origin�aren di dunia. (PL)