Paus Fransiskus akan temui pengungsi Rohingya di Bangladesh
23 November 2017 13:45 WIB
Paus Fransiskus memimpin misa terakhir dalam kunjungannya di Amerika Serikat pada Festival Keluarga di Benjamin Franklin Parkway, Philadelphia, Pennsylvania, Minggu (27/9). (REUTERS/Tony Gentile)
Vatican City (ANTARA News) – Paus Fransiskus akan menemui pengungsi Rohingya di Dhaka, saat ia mengunjungi ibu kota Bangladesh itu pekan depan, ujar juru bicara Vatikan pada Rabu (22/11).
Fransiskus, yang berulang kali membahas penganiayaan terhadap minoritas tersebut oleh otoritas Myanmar, akan menemui sekelompok kecil pengungsi Rohingya dalam pertemuan antaragama yang dijadwalkan pada Jumat, 1 Desember.
Kunjungannya ke Bangladesh akan didahului dengan lawatan tiga harinya ke Myanmar, yang akan mencakup pertemuan khusus dengan kepala militer negara itu, Jenderal Min Aung Hlaing.
Pertemuan dengan kepala militer tersebut diatur atas rekomendasi uskup agung Yangon, Charles Bo, yang juga mengimbau Paus untuk tidak menggunakan istilah "Rohingya" selama kunjungannya, karena khawatir menimbulkan ketegangan di negara berpenduduk mayoritas Buddha tersebut.
Pejabat militer dan pemerintahan menolak menggunakan istilah yang mereka anggap memberikan status minoritas etnis kepada Muslim di negara bagian Rakhine, sembari menegaskan bahwa mereka sebenarnya adalah imigran ilegal yang berasal dari Bangladesh.
Juru bicara Vatikan menyebutkan bahwa Paus tidak dilarang menggunakan istilah tersebut tetapi menambahkan bahwa dia berencana mengikuti imbauan uskup agung tersebut, demikian AFP.
Fransiskus, yang berulang kali membahas penganiayaan terhadap minoritas tersebut oleh otoritas Myanmar, akan menemui sekelompok kecil pengungsi Rohingya dalam pertemuan antaragama yang dijadwalkan pada Jumat, 1 Desember.
Kunjungannya ke Bangladesh akan didahului dengan lawatan tiga harinya ke Myanmar, yang akan mencakup pertemuan khusus dengan kepala militer negara itu, Jenderal Min Aung Hlaing.
Pertemuan dengan kepala militer tersebut diatur atas rekomendasi uskup agung Yangon, Charles Bo, yang juga mengimbau Paus untuk tidak menggunakan istilah "Rohingya" selama kunjungannya, karena khawatir menimbulkan ketegangan di negara berpenduduk mayoritas Buddha tersebut.
Pejabat militer dan pemerintahan menolak menggunakan istilah yang mereka anggap memberikan status minoritas etnis kepada Muslim di negara bagian Rakhine, sembari menegaskan bahwa mereka sebenarnya adalah imigran ilegal yang berasal dari Bangladesh.
Juru bicara Vatikan menyebutkan bahwa Paus tidak dilarang menggunakan istilah tersebut tetapi menambahkan bahwa dia berencana mengikuti imbauan uskup agung tersebut, demikian AFP.
Penerjemah: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: