Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) terus memperdalam kasus pengaturan skor ("match fixing") pertandingan Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2017 demi menemukan pelaku lain di luar sembilan pemain yang terbukti terlibat.
"Semuanya masih diselidiki, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan klub atau tidak. Kalau kami menemukan pelaku lain akan kami hajar lagi," kata Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih ketika ditemui di daerah Pasar Minggu, Jakarta, Rabu.
Kasus ini sendiri mencuat setelah PP Perbasi mengeluarkan surat resmi bernomor 508/XI/PP/2017 bertanggal 21 November 2017 yang berisi tentang sanksi kepada sembilan nama yang disebut secara sah dan meyakinkan terlibat dalam pengaturan skor.
Kesembilan sosok itu merupakan para pemain JNE Siliwangi Bandung yaitu Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nollan Surawi, Robertus Riza Raharjo dan Zulhilmi Faturrahman.
Mereka dihukum dengan sanksi tidak boleh terlibat di seluruh kegiatan bola basket Indonesia dengan durasi lima tahun (diterima oleh Ferdinand Damanik), empat tahun (Tri, Gian, Haritsa, Untung), tiga tahun (Fredy, Vinton, Robertus) dan dua tahun (Zulhilmi).
Danny menyebut bahwa Perbasi sangat menyesalkan terjadinya kasus pengaturan skor yang mencoreng nama baik dunia bola basket Indonesia itu dan berjanji tidak akan tebang pilih dalam memberikan hukuman.
"Kasus ini pertaruhan jabatan saya," tutur Danny, yang menyebut akan bertemu pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk membahas pengaturan skor tersebut.
Tak Libatkan Polisi
Terkait kasus yang melibatkan sembilan pemain di atas, Ketua Bidang Hukum PP Perbasi George Fernando Dendeng mengatakan pihaknya tidak akan melaporkan ke kepolisian.
Menurut George, kapasitas Perbasi sebagai organisasi hanya bisa memberikan sanksi kepada pelaku "match fixing".
Namun, jika nantinya ada pihak yang melaporkan kejadian itu ke polisi, Perbasi siap mengikuti semua proses hukum yang berlaku.
"Kami justru mengharapkan langkah pemilik JNE Siliwangi Bandung, PT Bandung Utama Raya yang secara nyata dirugikan oleh kasus tersebut. Mereka cerita kepada kami, pengaturan skor membuat mereka gagal melaju ke playoff dan kehilangan sponsor. Kalau kami secara organisasi hanya dalam batas memberikan sanksi," kata George.
Demi mencegah kasus serupa terjadi di kemudian hari, George menyatakan Perbasi akan bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Kemenpora termasuk pihak kepolisian.
"Mengenai teknis akan dibicarakan nanti," ujar dia.
Perbasi perdalam kasus pengaturan skor IBL 2017
22 November 2017 18:35 WIB
Ilustrasi - Pertandingan Bola Basket. (ANTARANews/Ferliansyah)
Pewarta: Michael Teguh Adiputra S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: