Jakarta (Antara) -- Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, seorang ibu adalah agen perubahan dalam budaya hemat energi di dalam keluarga.

"Ibu adalah pencetus gerakan hemat energi di dalam keluarga. Saya harap konservasi energi bisa menjadi masif di masing-masing keluarga Indonesia," ujar Rida dalam sambutannya di acara seminar bertema "Pemanfaatan Teknologi Terkini dan Energi Terbarukan dalam Mendorong Perilaku Hemat Energi Keluarga Indonesia", yang juga bertepatan dengan hari jadi ke-50 Persatuan Istri Insinyur Indonesia (PIII) di Jakarta, Rabu (22/11).

Pemerintah, lanjut Rida, terus mengkampanyekan gerakan hemat energi, salah satunya adalah lewat slogan 3M, yakni: matikan lampu jika tidak digunakan; mencabut kabel, dan mengatur suhu pendingin ruangan menjadi 25 derajat celcius.

"Bila sudah jadi kebiasaan, hal ini nantinya malah akan memberikan manfaat berupa penghematan anggaran energi yang sangat signifikan," lanjut Rida.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan UU Energi yang mengamanatkan dua progam utama, yakni diversifikasi dan konservasi energi. Diversifikasi energi dilakukan agar tidak tergantung dari energi berbasis fosil. Sebab, jika mengandalkan energi fosil akan terkendala dengan ketersediaan serta masalah lingkungan. Oleh sebab itu, pemerintah terus mengenjot tambahan bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada 2025 mendatang. Selain diversifikasi, konservasi energi juga harus jalan. "Dua-duanya harus berjalan, tidak bisa satu-satu," pungkasnya.