Padang (ANTARA News) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumatera Barat menargetkan produksi keledai provinsi setempat sebanyak 37.500 ton pada 2018 dengan luas tanam 25.000 hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Maswal Noor di Padang, Rabu, mengatakan jumlah produksi tersebut dengan asumsi produktivitas sebanyak 1,5 ton per hektare.

Program perluasan tanam kedelai tersebut, kata dia, dilaksanakan di 10 kabupaten, yakni Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Agam, Tanah Datar, Solok Selatan, Pesisr Selatan dan Padangpariaman.

"Untuk jumlah luas tanam per kabupaten saat ini masih dalam proses, sehingga belum ada data finalnya," ujar dia.

Saat ini, katanya pemerintah pusat sudah mengucurkan dana sebanyak Rp19,9 miliar yang bersumber dari APBN 2017, dan pada 2018 akan ditambah lagi.

Ia berharap pada 2018, Sumbar sudah swasembada komoditas kedelai dan juga mulai mengekspornya.

Sementara untuk produksi hingga Agustus 2017, pihaknya mencatat produksi kedelai di provinsi itu hingga Agustus 2017 sebanyak 63 ton.

Jumlah tersebut jauh dari kebutuhan kedelai Sumbar yang mencapai 241,05 ton per bulan atau 2.892,6 ton per tahun, sebutnya.

Untuk pemenuhan kebutuhan kedelai di Sumbar, katanya saat ini ditutup dengan mendatangkan kedelai dari Jambi, Riau, dan Medan.

"Itu untuk memenuhi industri pengolahan kedelai Sumbar yang ada 18 perusahaan tahu dan tempe," katanya.

Kedelai, lanjutnya bisa dibudidayakan sebagai tanaman sela di areal sawah pada saat musim kering sehingga lahan tadah hujan dapat dimanfaatkan untuk tanaman tersebut saat selesai tanam padi di sawah.

Menurutnya, pengolahan kedelai cukup mudah dan hasil yang dicapai juga cukup menjanjikan sebagai tambahan penghasilan bagi petani, disamping pertanian padi yang sudah menjadi andalan pertanian bagi masyarakat setempat.