Tangerang (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan masih membutuhkan banyak inspektur untuk memastikan keselamatan penerbangan.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengopererasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Muzaffar Ismail dalam diskusi terbuka yang bertajuk "Optimalisasi Penyerapan Pilot AB-Initio" di Tangerang, Rabu, mengatakan hal itu seiring kenaikan peringkat keselamatan penerbangan Indonesia dari hasil audit Organisasi USOAP ICAO, di mana Indonesia mampu menghasilkan nilai implementasi efektif 81,15 persen dan berada di atas rata-rata keselamatan penerbangan dunia, harus dijaga dan ditingkatkan.

"Sesuai dengan ICAO Annex 1 tentang `personnel licensing`, maka dibutuhkan inspektur yang memiliki kompetensi khusus, dan rekrutmen ini sangat penting diikuti oleh para pilot," katanya.

Karena itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub merekrut pilot yang sudah memiliki lisensi tetapi belum terserap, untuk menjadi inspektur keselamatan penerbangan.

Dalam kesempatan sama, Biro Kepegawaian dan Organisasi Ditjen Perhubungan Udara Mohammad Haryoko menjelaskan pilot yang dipekerjakan di Inspektorat Perhubungan Udara Kemenhub bukan untuk dijadikan pegawai administrasi, melainkan menjadi inspektur yang harus dibekali kompetensi khusus.

"Berdasarkan audit ICAO kemarin, jumlah inspektur itu sangat terbatas. Sementara, ke depannya kita butuh lebih banyak dan inspektur harus mengantongi 5.000 jam terbang, ini juga kita koordinasikan ke maskapai," katanya.

Direktur Operasi Lion AIr Group Daniel Puput mengatakan pilot Ab-Initio sepanjang 2017 ini sudah menyerap 59 pilot.

Sementara itu, pilot AB Initio masih ada sekitar, yaitu Lion Air 186 pilot, Batik 58 dan wings 64 untuk penyerapan hingga 2018.

"Sesuai dengan pengadaan pesawat, kami akan menyerap 406 pilot AB-Initio yang belum mendapatkan pekerjaan," katanya.

(T.J010/R017)