Gianyar, Bali (ANTARA News) - Agen pemegang merek Nissan di Indonesia, PT Nissan Motor Indonesia (NMI), dalam beberapa tahun terakhir fokus menggarap perbaikan layanan purnajual di Indonesia, sayang jenama Jepang itu belum memetik buah positif.




Data Indeks Kepuasan Pelanggan (CSI) yang dirilis firma pemasaran global, J.D. Power, pada awal November 2017 memperlihatkan Nissan justru hanya 756 poin pada 2017 atau turun dari 767 poin pada indeks serupa pada 2016.



Akibatnya, posisi Nissan yang sebelumnya menempati peringkat kedua dalam CSI J.D. Power 2016 terjun bebas di urutan paling buncit.



Indeks itu menjadi kontradiksi dari upaya Nissan memperbaiki layanan purnajual mereka yang dirintis sejak 2015 dan terus diseriusi pada 2016 bahkan hingga tahun ini.



General Manager Strategi Pemasaran NMI, Budi Nur Mukmin, mengaku anjloknya indeks CSI J.D. Power akan menjadi catatan evaluasi dan pekerjaan rumah mereka dalam memperbaiki layanan purnajual.



"Ini jadi PR juga buat kita. Jadi semoga dengan layanan purnajual Nissan yang terus diperbaharui ini kita bisa melakukan improvement secepatnya untuk ukuran CSI," kata Budi di sela-sela lokakarya Nissan Inteligent Mobility di Ubud, Gianyar, Selasa,, mengingat indeks CSI lebih dekat kepada penilaian pelanggan terhadap kualitas layanan purnajual.



Budi mengaku masih membutuhkan waktu lebih banyak untuk memperbaiki indeks kepuasan pelanggan Nissan di Indonesia.



"Kita meluncurkan produk aftersales baru di 2016, saya pikir ukurannya untuk 2017, 2018m kita masih butuh waktu," katanya. "Mungkin di dua atau tiga tahun ke depan kita akan selalu konsisten di peringkat-peringkat atas."