Bank Indonesia: Media miliki peran vital dalam perekonomian
20 November 2017 14:03 WIB
Kepala Grup DKEM BI Yoga Affandi (kiri) bersama pengamat ekonomi Lana Soelistyningsih (kedua kiri), Deputi 1 Bidang Perekonomian BI Iskandar (ketiga kiri), Asisten Gubernur BI Dyah Nastiti (ketiga kanan), Kepala DKOM BI Agusman serta Pemred Investor Daily Primus pada kegiatan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Jakarta, Senin (20/11/2017). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Jakarta (ANTARA News) - Asisten Gubernur Bank Indonesia, Dyah Nastiti, menyatakan, media memiliki peranan vital dalam bidang perekonominan terutama terkait kebijakan-kebijakan yang akan diinformasikan kepada masyarakat.
"Media merupakan jembatan yang menghubungkan kita dengan masyarakat sehingga pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat cukup besar," kata dia, saat membuka "Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia", di Jakarta, Senin.
Setiap kebijakan yang diambil dan dilakukan oleh Bank Indonesia hendaknya dapat secara utuh dan benar diserap oleh masyarakat. Apabila media salah memberikan informasi tentu akan berdampak bagi informasi yang diterima oleh masyarakat.
"Kita menginginkan program yang ada dapat diketahui oleh masyarakat luas baik secara nasional maupun internasional," kata dia.
Menurut dia di Indonesia saat ini tengah mengalami masa transisi sehingga setiap instansi maupun media harus mampu menaklukkan tantangan ini agar seluruh informasi dan kebijakan dapat diserap masyarakat.
"Saat ini masyarakat telah jarang membaca koran dan mereka mendapatkan informasi dari aplikasi yang ada di gawai mereka. Hal ini harus menjadi perhatian dan tantangan bagi kita agar terus berbenah sehingga informasi yang diberikan oleh media sampai kepada masyarakat," kata dia.
Sementara Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, mengatakan, media massa berperan dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas.
Ia mengatakan peranan ini yang menjadi perhatian Bank Indonesia mengumpulkan 580 wartawan media cetak, elektronik dan radio yang berasal d 46 kantor perwakilan Bank Indonesia di 34 provinsi di Indonesia.
"Bank Indonesia memandang perlu adanya peningkatan pemahaman media terhadap fungsi Bank Sentral dalam kebijakan moneter, sistem pembayaran dan sistem keuangan," kata dia.
"Media merupakan jembatan yang menghubungkan kita dengan masyarakat sehingga pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat cukup besar," kata dia, saat membuka "Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia", di Jakarta, Senin.
Setiap kebijakan yang diambil dan dilakukan oleh Bank Indonesia hendaknya dapat secara utuh dan benar diserap oleh masyarakat. Apabila media salah memberikan informasi tentu akan berdampak bagi informasi yang diterima oleh masyarakat.
"Kita menginginkan program yang ada dapat diketahui oleh masyarakat luas baik secara nasional maupun internasional," kata dia.
Menurut dia di Indonesia saat ini tengah mengalami masa transisi sehingga setiap instansi maupun media harus mampu menaklukkan tantangan ini agar seluruh informasi dan kebijakan dapat diserap masyarakat.
"Saat ini masyarakat telah jarang membaca koran dan mereka mendapatkan informasi dari aplikasi yang ada di gawai mereka. Hal ini harus menjadi perhatian dan tantangan bagi kita agar terus berbenah sehingga informasi yang diberikan oleh media sampai kepada masyarakat," kata dia.
Sementara Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, mengatakan, media massa berperan dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas.
Ia mengatakan peranan ini yang menjadi perhatian Bank Indonesia mengumpulkan 580 wartawan media cetak, elektronik dan radio yang berasal d 46 kantor perwakilan Bank Indonesia di 34 provinsi di Indonesia.
"Bank Indonesia memandang perlu adanya peningkatan pemahaman media terhadap fungsi Bank Sentral dalam kebijakan moneter, sistem pembayaran dan sistem keuangan," kata dia.
Pewarta: M. R. Denya Utama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: