Washington (ANTARA News) – Untuk pertama kalinya sepanjang hampir 300 tahun, New Orleans memilih wali kota perempuan, seorang anggota dewan kota yang membantu proses pemulihan daerahnya akibat terjangan Badai Katrina.

LaToya Cantrell meraih 60 persen suara pemilih, menurut laporan media setempat yang dikutip AFP, dengan pesaing utamanya mantan hakim Desiree Charbonnet.

Cantrell berjanji akan memimpin dengan integritas dan mendengarkan aspirasi semua warga New Orleans, kota yang terkenal dengan makanan pedas dan kelab jazz sebagai daya tarik utama bagi wisatawan.

Wali Kota Mitch Landrieu, yang masih menjabat, mengucapkan selamat kepada Cantrell sebagai wali kota terpilih.

Pada 2016, sekitar 19 persen wali kota di daerah penduduk lebih dari 30 ribu jiwa di AS merupakan perempuan, menurut laporan Center for American Women and Politics di Rutgers University.

Cantrell merupakan pendatang baru di dunia politik. Ia terpilih sebagai anggota dewan kota pada 2012 berkat kontribusinya bersama lembaga nirlaba lingkungan hidup bagi pemulihan kota pascaterjangan Badai Katrina.

Hampir 80 persen New Orleans terendam karena pertahanan banjir kota tersebut menurun.

Ray Nagin, yang saat itu menjabat sebagai wali kota saat dan setelah Badai Katrina, dihukum 10 tahun penjara karena penyuapan, pencucian uang dan sejumlah tuntutan lainnya saat masih memerintah.

Cantrell akan bertugas sebagai wali kota New Orleans ke-51 tahun lain, saat kota tersebut merayakan ulang tahun ke-300.