Jakarta (ANTARA News) - Aplikasi "Sihati" (Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi) yang sudah lebih dari satu tahun diterapkan di Jawa Tengah cukup efektif untuk memantau perkembangan harga di provinsi itu, kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

"Itu (Sihati, red.) alat paling efektif, dengan menggunakan teknologi. Kalau enggak, kita mesti turun satu per satu dan itu impossible untuk hari sekarang," katanya usai memberi materi dalam Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, kata dia, jika semua kepala dinas atau minimal para kepala pasar induk dari setiap kabupaten/kota dapat menyajikan harga-harga kebutuhan masyarakat, sehingga bisa melakukan evaluasi tiap hari.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa aplikasi "Sihati" akan dipakai secara nasional.

"Gubernur Aceh pernah bicara sama saya. Itu tinggal panggil BI saja, nanti kami kirimkan software-nya dari Jawa Tengah, bisa dipakai," katanya.

Ia mengatakan provinsi lain yang hendak menggunakan aplikasi "Sihati" tinggal mengganti nama-nama yang akan dimunculkan.

Selain itu, kondisi komoditas di setiap daerah relatif sama sedangkan yang berbeda hanyalah harganya.

Dalam hal ini, dia mencontohkan harga cabai di satu daerah biasanya berbeda dengan daerah lain.

"Harganya di situ berapa, di sini berapa. Hanya mencatat sesederhana itu saja, tinggal diganti saja nama-nama yang mau diberikan," katanya.

Ganjar mempersilakan daerah lain untuk menggunakan aplikasi "Sihati"` jika merasa perlu.

"Kalau saya perlu banget karena wilayah saya lumayan gede yang bisa diberikan," tegasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan dengan adanya aplikasi "Sihati", pihaknya bisa mengetahui harga-harga komoditas yang sudah masuk kategori merah (mengalami lonjakan harga cukup tinggi, red.) sehingga harus segera ada intervensi dari negara.

Sementara saat memberikan materi, Ganjar mengatakan pihaknya telah meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Jawa Tengah untuk melaporkan perkembangan harga komoditas setiap hari.

Ia mengharapkan dengan adanya laporan tersebut, dapat terpantau apa saja yang akan terjadi dan kemudian disosialisasikan kepada masyarakat melalui berbagai macam media.

Menurut dia, aplikasi "Sihati" selain untuk memantau perkembangan harga juga dapat digunakan untuk "virtual meeting" dalam rangka pengendalian harga.