Sudah lima hari tiga desa di Riau direndam banjir
20 November 2017 11:06 WIB
Dokumentasi - Warga membawa barang bawaan menggunakan perahu ketika akan mengungsi dari banjir luapan sungai Kampar yang merendam Desa Buluhcina, Kampar, Riau, Kamis (9/3/2017). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Tembilahan, Riau (ANTARA News) - Tiga Desa di Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir, terendam air banjir setinggi 75-90 cm sejak Kamis pekan lalu.
Ketiga desa itu adalah Desa Sungai Junjangan, Desa Sungai Raya dan Desa Tasik Raya. Desa Sungai Junjangan adalah yang terparah diamuk banjir.
Bupati Kabupaten Indragiri Hilir Muhammad Wardan prihatin atas banjir yang melanda sebagian Kecamatan Batang Tuaka sejak Kamis lalu itu. Dia mengaku telah memerintahkan BPBD bertindak cepat menangani banjir besar ini.
"Saya telah meminta pihak BPBD untuk mendirikan posko, agar merespons cepat upaya penanganan banjir. Saya turut prihatin akan kondisi banjir yang terjadi. Namun, ini semua adalah musibah yang kita tidak tahu kapan akan datang," kata Muhammad.
"Tetap bersabar, tawakal. Ini cobaan. Kita tidak tahu banjir itu kapan akan terjadi. Saya juga telah mengimbau BPBD bersiaga di posko pengungsian untuk mengakomodir kebutuhan para warga terdampak Banjir sampai banjir dapat benar-benar reda," kata dia lagi.
Kepala Pelaksana BPBD Inhil Yuspik mengatakan, dari hasil pantauan, banjir di tiga desa itu terbilang parah di mana jalan-jalan di sekitar desa tergenang banjir, begitu pula dengan kompleks permukiman.
"Siswa dan siswi sementara waktu terpaksa diliburkan karena jalan desa tidak bisa dilewati. Sebagaian warga juga ada yang mengungsi ke rumah rumah keluarga karena air sudah masuk ke dalam rumah," kata dia.
Ketiga desa itu adalah Desa Sungai Junjangan, Desa Sungai Raya dan Desa Tasik Raya. Desa Sungai Junjangan adalah yang terparah diamuk banjir.
Bupati Kabupaten Indragiri Hilir Muhammad Wardan prihatin atas banjir yang melanda sebagian Kecamatan Batang Tuaka sejak Kamis lalu itu. Dia mengaku telah memerintahkan BPBD bertindak cepat menangani banjir besar ini.
"Saya telah meminta pihak BPBD untuk mendirikan posko, agar merespons cepat upaya penanganan banjir. Saya turut prihatin akan kondisi banjir yang terjadi. Namun, ini semua adalah musibah yang kita tidak tahu kapan akan datang," kata Muhammad.
"Tetap bersabar, tawakal. Ini cobaan. Kita tidak tahu banjir itu kapan akan terjadi. Saya juga telah mengimbau BPBD bersiaga di posko pengungsian untuk mengakomodir kebutuhan para warga terdampak Banjir sampai banjir dapat benar-benar reda," kata dia lagi.
Kepala Pelaksana BPBD Inhil Yuspik mengatakan, dari hasil pantauan, banjir di tiga desa itu terbilang parah di mana jalan-jalan di sekitar desa tergenang banjir, begitu pula dengan kompleks permukiman.
"Siswa dan siswi sementara waktu terpaksa diliburkan karena jalan desa tidak bisa dilewati. Sebagaian warga juga ada yang mengungsi ke rumah rumah keluarga karena air sudah masuk ke dalam rumah," kata dia.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: