Lima tips berkendara selamat dari Uber
19 November 2017 07:57 WIB
Polisi Wanita memasangkan helm yang dibagikan kepada pengendara sepeda motor, di Medan, Sumut, Kamis (18/12). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Jakarta (ANTARA News) - Jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di ASEAN setelah Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Menurut data kepolisian yang dijelaskan dalam Forum Polantas ASEAN 2017, jumlah korban kecelakaan mencapai 28-30 ribu jiwa setiap tahunnya, lebih tinggi dibanding jumlah korban terorisme maupun bencana alam.
Forum tersebut juga membahas sejumlah penyebab utama kecelakaan berlalu lintas termasuk distracted driving seperti berkendara sambil telepon, berkirim pesan, makan dan minum.
Kedua, berkendara terlalu cepat sehingga sulit bereaksi ketika terjadi sesuatu. Ketiga, menerobos lampu merah dan marka jalan. Emosi ketika berkendara dan berbelok tanpa melihat kondisi jalan juga merupakan penyebab kecelakaan.
Untuk itu Uber sebagai aplikasi berbagi tumpangan ingin memberikan tips aman berkendara bagi mitra pengemudi dan penumpang Uber untuk meminimalisir potensi kecelakaan di jalan.
Sabuk keselamatan dan helm
Menggunakan sabuk keselamatan dan helm adalah pilihan yang paling aman, dan jutaan nyawa telah terselamatkan hanya karena penumpang dan pengemudi memilih untuk mengenakan sabuk pengaman dan helm.
Sebelum perjalanan, ingatlah untuk memasang serta mengencangkan sabuk pengaman dan helm. Menurut data WHO, penggunaan sabuk pengaman mengurangi risiko kematian hingga 50 persen dan di Amerika, telah menyelamatkan nyawa 14.000 di tahun 2015.
Sedangkan, menurut Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), helm dapat mengurangi 40 persen kejadian kematian dari kecelakaan saat berkendara dan 70 persen risiko cedera berat dari kecelakaan.
Fokus
Anda bisa membantu menjaga keamanan jalanan dengan terus waspada, senantiasa melihat ke arah jalan dan menghindari berponsel atau melihat navigasi di telepon saat sedang mengemudikan kendaraan.
Untuk itu disarankan agar menggunakan perangkat yang memungkinkan melihat telepon dengan mudah, guna mengurangi gangguan-gangguan berbahaya. Penting juga bagi Anda untuk beristirahat sejenak jika dibutuhkan untuk mencegah mengemudi dalam keadaan mengantuk.
Naik dan turun di lokasi aman
Pastikan titik penjemputan dan turun di lokasi yang aman dan sesuai dengan rambu lalu lintas, seperti zona penjemputan penumpang atau lokasi dengan cukup ruang untuk berhenti dan tidak menutup jalur. Penting juga untuk mengetahui peraturan setempat agar Anda bisa menaati peraturan tersebut.
Duduk di kursi belakang
Penumpang yang bepergian sendiri agar pertimbangkan untuk duduk di kursi belakang karena memudahkan penumpang keluar dengan aman dari kedua sisi kendaraan, sekaligus memberi ruang pribadi antara pengemudi dan penumpang.
Bagikan status perjalanan
Pengguna dan mitra pengemudi Uber dapat berpergian dengan tenang setelah memberikan informasi perjalanan kepada teman, keluarga atau orang yang Anda percaya dengan mengirimkan status perjalanan Anda melalui fitur “Share My Trip”.
Menurut data kepolisian yang dijelaskan dalam Forum Polantas ASEAN 2017, jumlah korban kecelakaan mencapai 28-30 ribu jiwa setiap tahunnya, lebih tinggi dibanding jumlah korban terorisme maupun bencana alam.
Forum tersebut juga membahas sejumlah penyebab utama kecelakaan berlalu lintas termasuk distracted driving seperti berkendara sambil telepon, berkirim pesan, makan dan minum.
Kedua, berkendara terlalu cepat sehingga sulit bereaksi ketika terjadi sesuatu. Ketiga, menerobos lampu merah dan marka jalan. Emosi ketika berkendara dan berbelok tanpa melihat kondisi jalan juga merupakan penyebab kecelakaan.
Untuk itu Uber sebagai aplikasi berbagi tumpangan ingin memberikan tips aman berkendara bagi mitra pengemudi dan penumpang Uber untuk meminimalisir potensi kecelakaan di jalan.
Sabuk keselamatan dan helm
Menggunakan sabuk keselamatan dan helm adalah pilihan yang paling aman, dan jutaan nyawa telah terselamatkan hanya karena penumpang dan pengemudi memilih untuk mengenakan sabuk pengaman dan helm.
Sebelum perjalanan, ingatlah untuk memasang serta mengencangkan sabuk pengaman dan helm. Menurut data WHO, penggunaan sabuk pengaman mengurangi risiko kematian hingga 50 persen dan di Amerika, telah menyelamatkan nyawa 14.000 di tahun 2015.
Sedangkan, menurut Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), helm dapat mengurangi 40 persen kejadian kematian dari kecelakaan saat berkendara dan 70 persen risiko cedera berat dari kecelakaan.
Fokus
Anda bisa membantu menjaga keamanan jalanan dengan terus waspada, senantiasa melihat ke arah jalan dan menghindari berponsel atau melihat navigasi di telepon saat sedang mengemudikan kendaraan.
Untuk itu disarankan agar menggunakan perangkat yang memungkinkan melihat telepon dengan mudah, guna mengurangi gangguan-gangguan berbahaya. Penting juga bagi Anda untuk beristirahat sejenak jika dibutuhkan untuk mencegah mengemudi dalam keadaan mengantuk.
Naik dan turun di lokasi aman
Pastikan titik penjemputan dan turun di lokasi yang aman dan sesuai dengan rambu lalu lintas, seperti zona penjemputan penumpang atau lokasi dengan cukup ruang untuk berhenti dan tidak menutup jalur. Penting juga untuk mengetahui peraturan setempat agar Anda bisa menaati peraturan tersebut.
Duduk di kursi belakang
Penumpang yang bepergian sendiri agar pertimbangkan untuk duduk di kursi belakang karena memudahkan penumpang keluar dengan aman dari kedua sisi kendaraan, sekaligus memberi ruang pribadi antara pengemudi dan penumpang.
Bagikan status perjalanan
Pengguna dan mitra pengemudi Uber dapat berpergian dengan tenang setelah memberikan informasi perjalanan kepada teman, keluarga atau orang yang Anda percaya dengan mengirimkan status perjalanan Anda melalui fitur “Share My Trip”.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: