Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Mahyudin menuturkan wilayah perbatasan merupakan daerah yang perlu mendapat perhatian lebih.

"Karena di perbatasan ada banyak berbagai kejadian seperti kriminalitas, peredaran narkoba, dan penyelundupan," ungkapnya pada . Press Gathering Wartawan Parlemen yang diselenggarakan di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (17/11) seperti dimuat siaran pers MPR.

"Perbuatan ilegal itu dilakukan lewat jalur tikus," katanya lalu melanjutkan bahwa negara harus menyiapkan pengawasan.

Tak hanya barang yang masuk secara ilegal, dikatakan Mahyudin, budaya asing pun bisa masuk ke Indonesia lewat perbatasan. Mahyudin menceritakan, dirinya pernah main golf di salah satu tempat di Kepulauan Riau.

Selepas main golf, dirinya ditarik biaya dengan mata uang dollar singapura. Diperlakuan demikian, Mahyudin marah sebab ini Indonesia maka pembayaran harus menggunakan rupiah.

Mahyudin sebenarnya memaklumi hal yang demikian sebab di Kepulauan Riau banyak orang Singapura yang bermain golf. "Karena mereka lebih kaya," ungkapnya. Menghadapi kesenjangan yang demikian, Mahyudin mendorong pembangunan perbatasan harus menjadi prioritas.

Dicontohkan lagi, di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, hampir semua produk dan kebutuhan sehari-hari termasuk LPG dari Malaysia. Bahkan hasil perkebunan kelapa sawit dari Pulau Sebatik dijual ke Malaysia. "Membuat devisa kita berkurang," ujarnya. "Militansi masyarakat di perbatasan pun menjadi berkurang," tambah legislator asal dapil Kaltim-Kaltara ini.

Dikatakan, khusus Kepulauan Riau mempunyai beragam potensi seperti sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan budaya. Untuk itu pembangunan di perbatasan harus menjadi prioritas agar tak tertinggal dari negara tetangga. "Sehingga orang perbatasan menjadi bangga dengan Indonesia," tambahnya.