BPBD Cilacap: korban banjir masih di pengungsian
18 November 2017 16:45 WIB
Dokumentasi--Sebuah bus melintasi genangan banjir di Desa Glempang, Maos, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (30/10/2017). Curah hujan ekstrim yang mencapai 250 mm, pada Minggu (29/10/2017) malam, menyebabkan satu mobil terbawa banjir, satu jembatan ambles, satu pasar tergenang, dan beberapa wilayah tergenang banjir dan longsor, akibat sejumlah sungai di wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap meluap. (ANTARA/Idhad Zakaria)
Cilacap (ANTARA News) - Ratusan korban banjir di Desa Madura, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih bertahan di pengungsian meskipun genangan air berangsur surut.
"Dari pantauan kami, tadi ada sembilan rumah yang sedang dibersihkan oleh pemiliknya. Namun mereka kembali ke pengungsian karena rumahnya belum memungkinkan untuk ditempati," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Martono di Cilacap, Sabtu.
Ia mengatakan berdasarkan data, di Dusun Margasari dan Purwasari, Desa Madura, Kecamatan Wanareja, terdapat 89 rumah yang terendam banjir sejak Rabu (15/11), pukul 00.30 WIB akibat jebolnya tanggul Sungai Cibaganjing di Dusun Purwasari.
Menurut dia, rumah-rumah itu dihuni 92 keluarga yang terdiri atas 392 jiwa dan saat sekarang masih berada di pengungsian.
"Genangan air berangsur surut namun di beberapa titik masih mencapai 1 meter. Elevasi tertinggi sempat terpantau mencapai 2 meter di dalam rumah," jelasnya.
Ia mengakui jika penyurutan banjir di Desa Madura berlangsung sangat lambat karena lokasinya berada di sudut tanggul Sungai Citanduy dan tanggul Sungai Cibaganjing.
Sementara klep saluran pembuangan air tersumbat tumpukan sampah yang berasal dari pegunungan.
Kendati telah dilakukan penyudetan tanggul, dia mengatakan banjir tidak segera surut karena air tetap masuk dari daerah hulu.
"Ini merupakan banjir yang tertinggi di Margasari dalam 20 tahun terakhir. Biasanya banjir hanya menggenangi persawahan dan pekarangan saja," katanya.
Terkait dengan penanganan terhadap tanggul yang jebol, Martono mengatakan pada Sabtu (18/11) telah dilakukan kerja bakti yang melibatkan personel BPBD Cilacap, Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, sukarelawan dari berbagai organisasi, dan instansi terkait lainnya termasuk masyarakat setempat.
Penanganan darurat dengan memasang karung berisi pasir itu baru mencapai 50 persen dan akan dilanjutkan pada hari Minggu (19/11).
"Hari ini baru menyelesaikan dua tanggul yang jebol, masing-masing sepanjang 10 meter. Ada lima titik tanggul jebol, empat di antaranya 10 meteran dan satu titik tidak terlalu besar. Selain itu ada tiga titik tanggul yang kritis," katanya.
"Dari pantauan kami, tadi ada sembilan rumah yang sedang dibersihkan oleh pemiliknya. Namun mereka kembali ke pengungsian karena rumahnya belum memungkinkan untuk ditempati," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Martono di Cilacap, Sabtu.
Ia mengatakan berdasarkan data, di Dusun Margasari dan Purwasari, Desa Madura, Kecamatan Wanareja, terdapat 89 rumah yang terendam banjir sejak Rabu (15/11), pukul 00.30 WIB akibat jebolnya tanggul Sungai Cibaganjing di Dusun Purwasari.
Menurut dia, rumah-rumah itu dihuni 92 keluarga yang terdiri atas 392 jiwa dan saat sekarang masih berada di pengungsian.
"Genangan air berangsur surut namun di beberapa titik masih mencapai 1 meter. Elevasi tertinggi sempat terpantau mencapai 2 meter di dalam rumah," jelasnya.
Ia mengakui jika penyurutan banjir di Desa Madura berlangsung sangat lambat karena lokasinya berada di sudut tanggul Sungai Citanduy dan tanggul Sungai Cibaganjing.
Sementara klep saluran pembuangan air tersumbat tumpukan sampah yang berasal dari pegunungan.
Kendati telah dilakukan penyudetan tanggul, dia mengatakan banjir tidak segera surut karena air tetap masuk dari daerah hulu.
"Ini merupakan banjir yang tertinggi di Margasari dalam 20 tahun terakhir. Biasanya banjir hanya menggenangi persawahan dan pekarangan saja," katanya.
Terkait dengan penanganan terhadap tanggul yang jebol, Martono mengatakan pada Sabtu (18/11) telah dilakukan kerja bakti yang melibatkan personel BPBD Cilacap, Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, sukarelawan dari berbagai organisasi, dan instansi terkait lainnya termasuk masyarakat setempat.
Penanganan darurat dengan memasang karung berisi pasir itu baru mencapai 50 persen dan akan dilanjutkan pada hari Minggu (19/11).
"Hari ini baru menyelesaikan dua tanggul yang jebol, masing-masing sepanjang 10 meter. Ada lima titik tanggul jebol, empat di antaranya 10 meteran dan satu titik tidak terlalu besar. Selain itu ada tiga titik tanggul yang kritis," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: