28 alumni HMI bersaing dalam Munas
18 November 2017 16:23 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Koordinator Presidium KAHMI Mahfud MD (kedua kiri), Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri), Ketua DPD Oesman Sapta Odang (tengah), tokoh KAHMI Akbar Tanjung (kedua kanan) dan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi (kanan) bersama-sama memukul gondang sambilan ketika membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/11/2017). (ANTARA /Septianda Perdana)
Medan (ANTARA News) - Sebanyak 28 alumni Himpunan Mahasiswa Islam bersaing untuk menjadi Presidium Kahmi periode 2017-2022 dalam musyawarah nasional di Medan, Sumut, Sabtu.
Dari nama-nama yang ditampilkan di layar di ruang Munas Kahmi ke-10, para kandidat berasal dari lima profesi yakni akademisi, politisi, pengusaha, profesional, dan birokrat.
Calon Presidium Kahmi yang berprofesi sebagai akademi adalah R Siti Zuhro (LIPI), Tati Haryimah, Beny SB Bateng, Musni Umar, dan Sigit Pamungkas.
Kandidat dari kalangan politisi adalah Fadly Nurzal dan Reny Marlinawati (PPP), Viva Yoga Mauladi (PAN), serta Ade Komaruddin, Dolly Kurnia, dan Ibnu Munzir (Partai Golkar), Ahmas Riza Patria (Partai Gerindra), Tengku Taufiqul Hadi (Partai Nasdem), Herman Khaeron (Partai Demokrat), serta Nurmansyah Tanjung dan Erwin M Singajuru (PDIP).
Kandidat yang berprofesi sebagai pengusaha adalah Kamarussad, Subandriyo, Yunianto Wahyudi, Muhammad Yusif, dan Idris Zaini.
Kandidat presidium dari kalangan profesional hanya dua orang yakni Nur Azazi Ahsan dan Naufal Bahraisy, serta tiga orang berprofesi sebagai pengacara yakni Hamdan Zoelva, Tengku Syahrul Anshari, dan Eggy Sudjana.
Sedangkan kandidat yang berprofesi sebagai birokrat adalah Harry Azhar Azis yang menjabat sebagai Ketua Badam Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Calon Presidium Kahmi La Ode Kamaluddin mengatakan, nama-nama kandidat tersebut didapatkan melalui proses seleksi yang cukup panjang.
Awalnya, ketika baru memulai proses seleksi, Pansel menerima berkas pendaftaran dari 81 anggota Kahmi. Setelah diverifikasi, ternyata yang memenuhi persuarayan hanya 35 orang.
Sebelah itu, Pansel melakukan tatap muka untuk menggelar dialog dengan para kandidat guna mengetahui pemikiran mengenai keislaman, ke-HMI-an, dan masalah kebangsaan.
Dari hasil akhir tatap muka tersebut, Pansel merekomendasikan 28 nama yang akan dipilih dalam Munas Kahmi ke-10 di Kota Medan.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Munas Kahmi mulai menggelar pemilihan yang diikuti peserta dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota di Tanah Air.
Munas Kahmi ke-10 dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November, dan berakhir pada 19 November yang rencananya ditutup Wapres Jusuf Kalla.
Dari nama-nama yang ditampilkan di layar di ruang Munas Kahmi ke-10, para kandidat berasal dari lima profesi yakni akademisi, politisi, pengusaha, profesional, dan birokrat.
Calon Presidium Kahmi yang berprofesi sebagai akademi adalah R Siti Zuhro (LIPI), Tati Haryimah, Beny SB Bateng, Musni Umar, dan Sigit Pamungkas.
Kandidat dari kalangan politisi adalah Fadly Nurzal dan Reny Marlinawati (PPP), Viva Yoga Mauladi (PAN), serta Ade Komaruddin, Dolly Kurnia, dan Ibnu Munzir (Partai Golkar), Ahmas Riza Patria (Partai Gerindra), Tengku Taufiqul Hadi (Partai Nasdem), Herman Khaeron (Partai Demokrat), serta Nurmansyah Tanjung dan Erwin M Singajuru (PDIP).
Kandidat yang berprofesi sebagai pengusaha adalah Kamarussad, Subandriyo, Yunianto Wahyudi, Muhammad Yusif, dan Idris Zaini.
Kandidat presidium dari kalangan profesional hanya dua orang yakni Nur Azazi Ahsan dan Naufal Bahraisy, serta tiga orang berprofesi sebagai pengacara yakni Hamdan Zoelva, Tengku Syahrul Anshari, dan Eggy Sudjana.
Sedangkan kandidat yang berprofesi sebagai birokrat adalah Harry Azhar Azis yang menjabat sebagai Ketua Badam Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Calon Presidium Kahmi La Ode Kamaluddin mengatakan, nama-nama kandidat tersebut didapatkan melalui proses seleksi yang cukup panjang.
Awalnya, ketika baru memulai proses seleksi, Pansel menerima berkas pendaftaran dari 81 anggota Kahmi. Setelah diverifikasi, ternyata yang memenuhi persuarayan hanya 35 orang.
Sebelah itu, Pansel melakukan tatap muka untuk menggelar dialog dengan para kandidat guna mengetahui pemikiran mengenai keislaman, ke-HMI-an, dan masalah kebangsaan.
Dari hasil akhir tatap muka tersebut, Pansel merekomendasikan 28 nama yang akan dipilih dalam Munas Kahmi ke-10 di Kota Medan.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Munas Kahmi mulai menggelar pemilihan yang diikuti peserta dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota di Tanah Air.
Munas Kahmi ke-10 dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November, dan berakhir pada 19 November yang rencananya ditutup Wapres Jusuf Kalla.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: