Pebalap Tour de Singkarak disuguhi makanan "Bajamba"
18 November 2017 15:41 WIB
Dokumentasi--Warga membawa "Talam" yang berisikan makanan di atas kepalanya saat mengikuti Festival Pesona Budaya Minangkabau 2016 di Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (27/10/2016). Sebanyak 1.125 Bundo Kanduang yang mewakili 75 Nagari dari 14 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, dari 75 Nagari membawa Talam untuk makan Bajamba (makan bersama). (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
Batusangkar (ANTARA News) - Para pebalap sepeda peserta lomba internasional Tour de Singkarak (TdS) 2017 disuguhi makanan khas Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, dengan "Bajamba" di Istano Basa Pagaruyung sebelum dilakukan grand start Etape I.
Makan Bajamba merupakan tradisi masyarakat Tanah Datar dimana makan di atas rumah adat. Hal ini penghormatan kepada tamu dan pebalap yang datang dari berbagai negara, mudah-mudahan menjadi kenangan ke negara masing-masing, kata Wakil Bupati Tanah Datar, Zuldafri Darma sebelum melepas pebalap pada Etape I di Istano Basa Pagaruyung, Sabtu.
Selain makan "Bajamba", yang menarik adalah para pebalap dunia tersebut mengenakan kain sarung untuk menghormati rumah adat Istano Basa Pagaruyung sekaligus sebagai souvenir.
Para pebalap disambut "siriah dalam carano" dan penampilan kesenian daerah, talempong pacik, gandang tasa dan tambua, serta penampilan sanggar seni.
Penjamuan makanan khas Tanah Datar dan penampilan kesenian daerah tersebut mampu memperkenalkan pariwisata ke dunia internasional yang akan berdampak terhadap peningkatan kunjungan wisata dan perekonomian masyarakat.
"Peserta yang berasal dari berbagai negara dapat menikmati seni budaya, makanan khas daerah, dan indahnya pesona alam Minangkabau sehingga menjadi pengalaman terindah dan mendapat kesan yang baik," tambahnya.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyampaikan dengan pagelaran TdS ini kunjungan wisatawan ke Sumbar mengalami peningkatan, bahkan pembangunan sarana dan prasarana mengalami kemajuan begitu pesat seperti pembangunan Hotel Emersia Bintang Empat di Kabupaten Tanah Datar.
"Tanah Datar ditunjuk sebagai lokasi grand start TdS 2017 membuktikan beberapa program dan kegiatan sebagai penunjang event bergengsi ini mendapat sambutan yang luar biasa dari peserta dan pengunjung," katanya.
Sumbar saat ini telah menerapkan destinasi wisata halal dan diharapkan kepala daerah di kabupaten/kota terus mengembangkannya untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty menyampaikan TdS merupakan event pariwisata terbesar di Indonesia dan juga merupakan kebanggaan Indonesia sebagai salah satu potensi menarik kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Secara nasional Sumbar telah ditetapkan sebagai wisata kuliner dan keindahan alam dan diharapkan pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengemas ini sebagai kekuatan ekonomi yang baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pariwisata merupakan industri paling murah dan mudah, meningkatkan devisa dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, katanya.
Makan Bajamba merupakan tradisi masyarakat Tanah Datar dimana makan di atas rumah adat. Hal ini penghormatan kepada tamu dan pebalap yang datang dari berbagai negara, mudah-mudahan menjadi kenangan ke negara masing-masing, kata Wakil Bupati Tanah Datar, Zuldafri Darma sebelum melepas pebalap pada Etape I di Istano Basa Pagaruyung, Sabtu.
Selain makan "Bajamba", yang menarik adalah para pebalap dunia tersebut mengenakan kain sarung untuk menghormati rumah adat Istano Basa Pagaruyung sekaligus sebagai souvenir.
Para pebalap disambut "siriah dalam carano" dan penampilan kesenian daerah, talempong pacik, gandang tasa dan tambua, serta penampilan sanggar seni.
Penjamuan makanan khas Tanah Datar dan penampilan kesenian daerah tersebut mampu memperkenalkan pariwisata ke dunia internasional yang akan berdampak terhadap peningkatan kunjungan wisata dan perekonomian masyarakat.
"Peserta yang berasal dari berbagai negara dapat menikmati seni budaya, makanan khas daerah, dan indahnya pesona alam Minangkabau sehingga menjadi pengalaman terindah dan mendapat kesan yang baik," tambahnya.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyampaikan dengan pagelaran TdS ini kunjungan wisatawan ke Sumbar mengalami peningkatan, bahkan pembangunan sarana dan prasarana mengalami kemajuan begitu pesat seperti pembangunan Hotel Emersia Bintang Empat di Kabupaten Tanah Datar.
"Tanah Datar ditunjuk sebagai lokasi grand start TdS 2017 membuktikan beberapa program dan kegiatan sebagai penunjang event bergengsi ini mendapat sambutan yang luar biasa dari peserta dan pengunjung," katanya.
Sumbar saat ini telah menerapkan destinasi wisata halal dan diharapkan kepala daerah di kabupaten/kota terus mengembangkannya untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty menyampaikan TdS merupakan event pariwisata terbesar di Indonesia dan juga merupakan kebanggaan Indonesia sebagai salah satu potensi menarik kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Secara nasional Sumbar telah ditetapkan sebagai wisata kuliner dan keindahan alam dan diharapkan pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengemas ini sebagai kekuatan ekonomi yang baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pariwisata merupakan industri paling murah dan mudah, meningkatkan devisa dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, katanya.
Pewarta: irfan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: