Jakarta (ANTARA news) - Anggota DPD RI, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna menyatakan anak muda masih memiliki optimis masuk dalam dunia politik. Berdasarkan hasil pemilihan kepada daerah banyak anak-anak muda terpilih menjadi kepada daerah.

"Saya masih optimistis. Banyaknya anak muda terpilih sebagai kepala daerah merupakan signal positif bahwa anak muda mau terlibat aktif dalam politik di Indonesia,” kata I Gusti dalam diskusi yang bertajuk "Peluang dan Tantangan Kaum Muda Dalam Pilkada Serentak 2018" yang digelar di kantor DPP TMP, Menteng, Jakarta Pusat.

Dalam siran pers panitia di Jakarta, Jumat, disebutkan, bahwa diskusi juga menghadirkan narasumber lainnya, antara lain Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

Senator dari daerah pemilihan Provinsi Bali mengungkapkan bahwa permasalahan politik yang terjadi di Indonesai adalah tidak menerimanya orang-orang tua menerima anak-anak muda yang cerdas. Sehingga anak muda sering tidak diperhitungkan.

Padahal itu merupakan hal itu merupakan kesalahan yang sangat fatal, sebab tidak mempersiapkan kader sebagai pemimpin di masa yang akan datang.

Namun dia tetap optimis bahwa kedepan pemuda akan mengambil posisi menjadi pemimpin bangsa. Maka itu, pada kesempatan itu dia mengajak anak muda untuk terus meningkatkan kemampuan atau kualitas diri untuk menjadi pemimpin bangsa.

Selain itu, yang paling penting adalah anak muda harus mampu menjaga intergritas dan kejujuran. Karena hal tersebut saat ini sangat langka ditemukan oleh pemimpin-pemimpin di negeri ini. "Anak muda harus menjujung integritas dan kejujuran," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa untuk menjadi pemimpin harus memiliki ideologi yang jelas sebagai pedoman.

Ia pun mengatakan untuk memenangkan dalam ajang Pemilu Legislatif maupun pilkada calon harus memiliki branding yang jelas. Apabila kita memiliki branding yang jelas dan berbeda dengan yang lain pasti kita akan memiliki daya tarik tersendiri.

"Meskipun saya terbilang muda saya bisa mengalahkan tokoh-tokoh senior di Bali. Karena saya membrending dirinya saya sebagai Sukarnois. Ini yang menjadi daya tarik masyarakat," ujarnya.