FKUB gagas Poso pusat kajian kerukunan antaragama
17 November 2017 21:24 WIB
Dokumen foto kerukunan umat dicontohkan warga lintas agama yang tergabung Forum Kerukunan Umat Beragama Generasi Muda (FKUB-GM) Jawa Tengah membantu umat Katolik membersihkan Gereja Santo Yakobus Zebedeus untuk persiapan Hari Raya Natal di Pudakpayung, Semarang, Senin (19/12/2016). Aksi kepedulian yang juga dilakukan di tempat ibadah agama lain setiap menjelang hari raya masing-masing agama tersebut dilakukan untuk memupuk rasa toleransi dan perdamaian di antara umat beragama di Indonesia. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Put)
Poso (ANTARA News) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah mendorong Kabupaten Poso sebagai pusat kajian kerukunan umat beragama.
"Poso menjadi kabupaten sebagai laboratorium kebangsaan dan keberagamaan. Kerukunan keberagamaan di Poso telah teruji," ungkap Ketua FKUB Sulawesi Tengah Jamaluddin Mariadjang pada pertemuan silaturahim dengan FKUB Poso di Kantor Jemaat Klasis Poso Kota, Jumat malam.
Jamaluddin mengemukakan kebangsaan dan keberagamaan di Kabupaten Poso telah di uji dengan berbagai dinamika dan perisriwa sosial keagamaan yang terjadi di daerah tersebut.
Ujian itu, sebut dia tidak meruntuhkan nilai-nilai persudaraan dan kerukunan antaragama di Kabupaten Poso.
Karena itu, Poso layak menurut FKUB untuk menjadi simbol kerukunan beragama, serta pusat kajian kerukunan keberagama.
"Pemerintah Kabupaten Poso lewat Wakil Bupati T Samsuri telah memberikan respon yang baik, yang luar biasa kepada FKUB dan Unsimar untuk mengimplementasikan hal ini," ujarnya.
Hal itu akan diawali dengan dilakukannya penelitian dan kajian oleh akademisi di Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso. Penelitian akan mengarah pada pendalaman tentang penguatan nilai - nilai potensi kearifab lokal sebagai modal menangkal radikalisme dan intoleransi.
FKUB terus berupaya memelihara ketentraman dan kedamaian yang memberikan dampak terhadap keberagamaan.
Terkait hal itu Ketua FKUB Poso Yusuf Runa mendukung gagasan FKUB Sulawesi Tengah untuk Poso sebagai pusat kajian kerukunan beragama.
"Ini penting, FKUB Poso akan mendorong dan bersama-sama Unsimar untuk melakukan kajian pendalaman terhadap kerukunan keberagamaan dengan membangkitkan kearifan lokal," sebutnya.
Dukungan juga disampaikan oleh Pendeta Jemaat Klasis Poso Kota Budi S Tarusu, yang memandang bahwa gagasan itu memberikan dampak yang signifikan terhadap ketentraman dan perdamaian di Bumi Poso.
Ia menambahkan gagasan tersebut jika terimplementasi maka akan menyatukan umat.
"Poso menjadi kabupaten sebagai laboratorium kebangsaan dan keberagamaan. Kerukunan keberagamaan di Poso telah teruji," ungkap Ketua FKUB Sulawesi Tengah Jamaluddin Mariadjang pada pertemuan silaturahim dengan FKUB Poso di Kantor Jemaat Klasis Poso Kota, Jumat malam.
Jamaluddin mengemukakan kebangsaan dan keberagamaan di Kabupaten Poso telah di uji dengan berbagai dinamika dan perisriwa sosial keagamaan yang terjadi di daerah tersebut.
Ujian itu, sebut dia tidak meruntuhkan nilai-nilai persudaraan dan kerukunan antaragama di Kabupaten Poso.
Karena itu, Poso layak menurut FKUB untuk menjadi simbol kerukunan beragama, serta pusat kajian kerukunan keberagama.
"Pemerintah Kabupaten Poso lewat Wakil Bupati T Samsuri telah memberikan respon yang baik, yang luar biasa kepada FKUB dan Unsimar untuk mengimplementasikan hal ini," ujarnya.
Hal itu akan diawali dengan dilakukannya penelitian dan kajian oleh akademisi di Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso. Penelitian akan mengarah pada pendalaman tentang penguatan nilai - nilai potensi kearifab lokal sebagai modal menangkal radikalisme dan intoleransi.
FKUB terus berupaya memelihara ketentraman dan kedamaian yang memberikan dampak terhadap keberagamaan.
Terkait hal itu Ketua FKUB Poso Yusuf Runa mendukung gagasan FKUB Sulawesi Tengah untuk Poso sebagai pusat kajian kerukunan beragama.
"Ini penting, FKUB Poso akan mendorong dan bersama-sama Unsimar untuk melakukan kajian pendalaman terhadap kerukunan keberagamaan dengan membangkitkan kearifan lokal," sebutnya.
Dukungan juga disampaikan oleh Pendeta Jemaat Klasis Poso Kota Budi S Tarusu, yang memandang bahwa gagasan itu memberikan dampak yang signifikan terhadap ketentraman dan perdamaian di Bumi Poso.
Ia menambahkan gagasan tersebut jika terimplementasi maka akan menyatukan umat.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: