Irigasi jebol di Tasikmalaya, 100 warga mengungsi
17 November 2017 17:21 WIB
Dokumentasi--Warga menyaksikan luapan sungai Citepus yang mengakibatkan banjir di kawasan Pagarsih, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16 /11). Tingginya intensitas curah hujan yang melanda kota Bandung dan kurang baiknya drainase mengakibatkan terjadinya banjir di beberapa titik ruas kota Bandung. (ANTARA /Novrian Arbi)
Bandung (ANTARA News) - Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah sanak saudara dan masjid karena rumahnya rusak akibat diterjang banjir yang disebabkan irigasi jebol di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (16/11) malam.
"Ada seratus warga yang mengungsi karena rumahnya kebanjiran akibat irigasi jebol," kata Jajang (33) warga yang terdampak banjir di Kampung Kalapanunggal, Desa Puspasari, Kecamatan Puspahiang, Jumat.
Ia menuturkan, hujan deras mengguyur wilayah Puspahiang menyebabkan saluran irigasi jebol, kemudian airnya masuk ke pemukiman penduduk.
Ia menyampaikan, sebelumnya terdengar suara gemuruh air, warga kaget melihat air yang mengalir deras di luar rumah, kemudian banyak yang berteriak meminta tolong.
"Saat melihat ke luar rumah ternyata air begitu deras, seperti banjir bandang, warga kaget dan berteriak meminta pertolongan," kata Jajang.
Jajang bersama warga lainnya berupaya menyelamatkan diri ke tempat lebih aman ketika air mulai memasuki rumahnya.
Menurut dia, saat ini warga yang mengungsi sekitar seratus orang, dan terdapat beberapa rumah warga yang rusak akibat diterjang banjir.
"Sekarang warga ada yang mengungsi ke rumah saudaranya, ada juga yang di masjid," katanya.
Warga lainnya yang juga mengungsi, Omas (54) mengatakan, sementara masih mengungsi karena air masih mengalir ke pemukiman warga.
Omas berharap, pemerintah segera memperbaiki irigasi dan memberikan bantuan bagi warga yang terdampak banjir akibat irigasi jebol.
"Kami harap pemerintah segera memperbaiki irigasi, supaya air tidak meluap ke pemukiman," katanya.
"Ada seratus warga yang mengungsi karena rumahnya kebanjiran akibat irigasi jebol," kata Jajang (33) warga yang terdampak banjir di Kampung Kalapanunggal, Desa Puspasari, Kecamatan Puspahiang, Jumat.
Ia menuturkan, hujan deras mengguyur wilayah Puspahiang menyebabkan saluran irigasi jebol, kemudian airnya masuk ke pemukiman penduduk.
Ia menyampaikan, sebelumnya terdengar suara gemuruh air, warga kaget melihat air yang mengalir deras di luar rumah, kemudian banyak yang berteriak meminta tolong.
"Saat melihat ke luar rumah ternyata air begitu deras, seperti banjir bandang, warga kaget dan berteriak meminta pertolongan," kata Jajang.
Jajang bersama warga lainnya berupaya menyelamatkan diri ke tempat lebih aman ketika air mulai memasuki rumahnya.
Menurut dia, saat ini warga yang mengungsi sekitar seratus orang, dan terdapat beberapa rumah warga yang rusak akibat diterjang banjir.
"Sekarang warga ada yang mengungsi ke rumah saudaranya, ada juga yang di masjid," katanya.
Warga lainnya yang juga mengungsi, Omas (54) mengatakan, sementara masih mengungsi karena air masih mengalir ke pemukiman warga.
Omas berharap, pemerintah segera memperbaiki irigasi dan memberikan bantuan bagi warga yang terdampak banjir akibat irigasi jebol.
"Kami harap pemerintah segera memperbaiki irigasi, supaya air tidak meluap ke pemukiman," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: