Singapura (ANTARA News) - Maskapai Air Asia akan mendatangkan tujuh pesawat baru pada tahun depan untuk menambah armadanya, baik untuk penerbangan di Indonesia maupun luar negeri.

"Kita rencana menambah lima pesawat tahun depan, tapi masih ada dua pesawat tahun ini yang tertunda, jadi total di tahun depan ada tujuh," kata CEO Air Asia Group Tony Fernandes dalam konferensi pers di Singapura, Kamis.

Tony mengatakan Air Asia akan menerbangkan pesawat-pesawat tersebut di rute-rute potensial, terutama yang membawa wisatawan, baik rute domestik maupun rute internasional.

Dia menyatakan minatnya untuk menerbangi Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi yang dinilai potensial.

Namun, kata dia, saat ini belum memungkinkan karena infrastruktur sisi udara bandara yang dinilai belum memadai untuk jenia pesawat yang dioperasikan Air Asia, yaitu pesawat berbadan sedang Airbus A380.

Untuk rute-rute internasional, saat ini pihaknya telah menerbangi Jakarta-Macau yang Agustus lalu diluncurkan, kemudian India dan Jepang.

"Semuanya bagus, tingkat keterisian semua di atas 75 persen," katanya.

Saat ini total seluruh pesawat yang dimiliki Air Asia Indonesia berjumlah 24 pesawat, rinciannya Air Asia Indonesia 14 unit Airbus A320-200, Air Asia X Indonesia dua unit Airbus A330-300 ditambah delapan unit Airbus A320-200.

Adapun, untuk rute domestik yang dioperasikan Air Asia, yaitu sembilan rute domestik, di antaranya Bandung-Denpasar, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Surabaya, Denpasar-Yogyakarta, Kualanamu-Yogyakarta, Kualanamu-Palembang, Denpasar-Solo, Surabaya-Denpasar dan Kualanamu-Jakarta.

Untuk rute internasional, saat ini ada 24 rute internasional yang dioperasikan oleh Air Asia Indonesia & Air Asia X Indonesia

Air Asia juga tengah gencar melakukan digitalisasi di setiap lini aktivitas penerbangan untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan praktis bagi penumpang.

Saat ini proses digitalisasi dimulai dengan dukungan Bandara Changi, Singapura dan diharapkan bandara-bandara lain yang didarati AirAsia juga akan mendukung visi yang sama karena maskapai dan bandara tidak bisa dipisahkan peranannya.