Kementerian Pendidikan di Asia Tenggara bersinergi
15 November 2017 22:09 WIB
Karnaval Hari Anak Nasional Sejumlah anak-anak berkostum dokter mengikuti karnaval di Lapangan Buladu, Gorontalo, Gorontalo, Jumat (25/8/2017). Kegiatan yang diikuti ribuan pelajar tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Anak Nasional dan HUT ke-72 Republik Indonesia. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan di Asia Tenggara bersinergi dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini, kata Direktur Sekretariat "South East Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting" Gatot Hari Priyowirjanto.
"Dalam sinergi itu antarnegara Asia Tenggara bisa saling mengadopsi pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk diterapkan di negaranya masing-masing," kata Gatot di sela seminar internasional "PAUD dan Pendidikan Keluarga" di Yogyakarta, Rabu.
Ia mengemukakan, Thailand telah memulai wajib belajar 15 tahun yang di dalamnya memasukkan PAUD. Anak usia dini diajak untuk bermain dan bermimpi menjadi ilmuwan sejak umur tiga tahun sehingga meningkatkan motivasi anak menjadi ilmuwan.
Karena itu, menurut dia, seminar internasional tersebut diharapkan menjadi media dialog tentang pengalaman dan praktik terbaik pelaksanaan PAUD dan pendidikan keluarga yang mendukung peningkatan pembangunan manusia di kawasan Asia Tenggara.
"Seminar internasional juga diharapkan bisa meningkatkan pemahaman dan komitmen kerja sama antarpemangku kepentingan PAUD dan pendidikan keluarga serta memperluas akses pelaksanaan pendidikannya," kata Gatot.
Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Harris Iskandar mengatakan penyelenggaraan seminar internasional itu sekaligus menegaskan visi dan misi yang diemban SEAMEO CECCEP.
Visi SEAMEO CECCEP adalah menjadi pusat regional terdepan dalam penelitian, advokasi dan peningkatan kapasitas bidang PAUD dan pendidikan keluarga. Sedangkan misinya adalah meningkatkan komitmen regional dan global untuk kualitas PAUD dan pendidikan keluarga.
Menurut dia, prinsip dari dilaksanakannya kegiatan SEAMEO CECCEP adalah untuk kepentingan terbaik anak, sensitif budaya dan gender, responsif sosial dan komunitas serta inklusif.
"Hal itu akan bermanfaat bagi anak, orang tua, keluarga, pemerintah, pengambil keputusan, para praktisi PAUD dan pendidikan keluarga, pengusaha dan lembaga-lembaga non-pemerintah lainnya," kata Harris.
Seminar internasional yang berlangsung hingga 17 November 2017 itu dihadiri 300 peserta terdiri atas praktisi pendidikan, akademisi dan pemangku kepentingan dalam bidang PAUD dari dalam dan luar negeri.
"Dalam sinergi itu antarnegara Asia Tenggara bisa saling mengadopsi pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk diterapkan di negaranya masing-masing," kata Gatot di sela seminar internasional "PAUD dan Pendidikan Keluarga" di Yogyakarta, Rabu.
Ia mengemukakan, Thailand telah memulai wajib belajar 15 tahun yang di dalamnya memasukkan PAUD. Anak usia dini diajak untuk bermain dan bermimpi menjadi ilmuwan sejak umur tiga tahun sehingga meningkatkan motivasi anak menjadi ilmuwan.
Karena itu, menurut dia, seminar internasional tersebut diharapkan menjadi media dialog tentang pengalaman dan praktik terbaik pelaksanaan PAUD dan pendidikan keluarga yang mendukung peningkatan pembangunan manusia di kawasan Asia Tenggara.
"Seminar internasional juga diharapkan bisa meningkatkan pemahaman dan komitmen kerja sama antarpemangku kepentingan PAUD dan pendidikan keluarga serta memperluas akses pelaksanaan pendidikannya," kata Gatot.
Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Harris Iskandar mengatakan penyelenggaraan seminar internasional itu sekaligus menegaskan visi dan misi yang diemban SEAMEO CECCEP.
Visi SEAMEO CECCEP adalah menjadi pusat regional terdepan dalam penelitian, advokasi dan peningkatan kapasitas bidang PAUD dan pendidikan keluarga. Sedangkan misinya adalah meningkatkan komitmen regional dan global untuk kualitas PAUD dan pendidikan keluarga.
Menurut dia, prinsip dari dilaksanakannya kegiatan SEAMEO CECCEP adalah untuk kepentingan terbaik anak, sensitif budaya dan gender, responsif sosial dan komunitas serta inklusif.
"Hal itu akan bermanfaat bagi anak, orang tua, keluarga, pemerintah, pengambil keputusan, para praktisi PAUD dan pendidikan keluarga, pengusaha dan lembaga-lembaga non-pemerintah lainnya," kata Harris.
Seminar internasional yang berlangsung hingga 17 November 2017 itu dihadiri 300 peserta terdiri atas praktisi pendidikan, akademisi dan pemangku kepentingan dalam bidang PAUD dari dalam dan luar negeri.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: