Mensos membagikan PKH dan BPNT tahap akhir di Yogyakarta
15 November 2017 17:03 WIB
Foto arsip - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (tengah) berdialog dengan warga saat acara penyaluran bantuan sosial program keluarga harapan tahap empat, di kantor Kecamatan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2017). (ANTARA FOTO/Moch Asim)
Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membagikan bantuan sosial untuk penerima program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan nontunai (BPNT) tahap terakhir di Kota Yogyakarta yang dipusatkan di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu.
"Kami menargetkan, penyaluran bantuan untuk program keluarga harapan dan bantuan pangan nontunai sudah dapat diselesaikan November ini. Oleh karena itu, sejak awal November sudah ada tim dari kementerian yang turun ke daerah untuk mendorong penyelesaian pencairan bantuan," kata Khofifah di sela pencairan bantuan di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, tim dari Kementerian Sosial fokus untuk menyelesaikan penyaluran bantuan di 44 kota yang pada tahun ini sudah melakukan konfersi bantuan sosial dari bentuk beras sejahtera menjadi bantuan pangan nontunai, termasuk salah satunya Kota Yogyakarta.
Di Kota Yogyakarta terdapat 11.953 keluarga penerima manfaat untuk program PKH dan 17.634 keluarga penerima manfaat untuk program bantuan pangan nontunai.
Meskipun bisa mencairkan seluruh bantuan yang diperoleh, namun Khofifah tetap mengingatkan agar penerima bantuan menyisihkan dana yang diterima sebagai tabungan sehingga bisa dimanfaatkan saat benar-benar membutuhkan.
"Harapannya, masyarakat bisa memanfaatkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sekolah bagi anak-anak," kata Khofifah.
Di Kota Yogyakarta, realisasi pencairan bantuan PKH cukup tinggi. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin, pencairan PKH pada tahap pertama mencapai 99 persen, tahap kedua 97 persen dan tahap ketiga 98 persen.
Sedangkan untuk BPNT mencapai 76 persen pada tahap pertama, 78 persen pada tahap kedua dan 71 persen pada tahap ketiga.
Setiap keluarga penerima manfaat untuk PKH memperoleh bantuan Rp1,8 juta per tahun atau Rp2 juta per tahun jika di keluarga tersebut terdapat keluarga lanjut usia. Bantuan diterimakan tiap tiga bulan sekali.
Sedangkan untuk BPNT diberikan Rp110.000 per bulan untuk keperluan pencairan beras dan gula pasir melalui agen Rumah Pangan Kita (RPK) dan e-warong. Kedua bantuan tersebut diterimakan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang diperoleh keluarga penerima menafaat.
Salah satu penerima manfaat, Maria Magdalena Kartini (43) mengatakan senang dengan bantuan PKH yang diterimanya karena meringankan beban untuk biaya sekolah.
"Saya baru menerima bantuan PKH mulai tahun ini. Biasanya memang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah," kata Maria yang memiliki tiga anak itu.
Ia kemudian memilih mencairkan dana bantuan tahap keempat sebesar Rp300.000 dan mengaku masih memiliki sisa saldo di tabungannya.
Pada tahun 2018, pemerintah akan menambah jumlah penerima PKH dari 6 juta penerima menjadi 10 juta penerima, termasuk menambah jumlah penerima BPNT dari 1,28 juta penerima menjadi 10 juta penerima.
"Kami menargetkan, penyaluran bantuan untuk program keluarga harapan dan bantuan pangan nontunai sudah dapat diselesaikan November ini. Oleh karena itu, sejak awal November sudah ada tim dari kementerian yang turun ke daerah untuk mendorong penyelesaian pencairan bantuan," kata Khofifah di sela pencairan bantuan di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, tim dari Kementerian Sosial fokus untuk menyelesaikan penyaluran bantuan di 44 kota yang pada tahun ini sudah melakukan konfersi bantuan sosial dari bentuk beras sejahtera menjadi bantuan pangan nontunai, termasuk salah satunya Kota Yogyakarta.
Di Kota Yogyakarta terdapat 11.953 keluarga penerima manfaat untuk program PKH dan 17.634 keluarga penerima manfaat untuk program bantuan pangan nontunai.
Meskipun bisa mencairkan seluruh bantuan yang diperoleh, namun Khofifah tetap mengingatkan agar penerima bantuan menyisihkan dana yang diterima sebagai tabungan sehingga bisa dimanfaatkan saat benar-benar membutuhkan.
"Harapannya, masyarakat bisa memanfaatkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sekolah bagi anak-anak," kata Khofifah.
Di Kota Yogyakarta, realisasi pencairan bantuan PKH cukup tinggi. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin, pencairan PKH pada tahap pertama mencapai 99 persen, tahap kedua 97 persen dan tahap ketiga 98 persen.
Sedangkan untuk BPNT mencapai 76 persen pada tahap pertama, 78 persen pada tahap kedua dan 71 persen pada tahap ketiga.
Setiap keluarga penerima manfaat untuk PKH memperoleh bantuan Rp1,8 juta per tahun atau Rp2 juta per tahun jika di keluarga tersebut terdapat keluarga lanjut usia. Bantuan diterimakan tiap tiga bulan sekali.
Sedangkan untuk BPNT diberikan Rp110.000 per bulan untuk keperluan pencairan beras dan gula pasir melalui agen Rumah Pangan Kita (RPK) dan e-warong. Kedua bantuan tersebut diterimakan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang diperoleh keluarga penerima menafaat.
Salah satu penerima manfaat, Maria Magdalena Kartini (43) mengatakan senang dengan bantuan PKH yang diterimanya karena meringankan beban untuk biaya sekolah.
"Saya baru menerima bantuan PKH mulai tahun ini. Biasanya memang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah," kata Maria yang memiliki tiga anak itu.
Ia kemudian memilih mencairkan dana bantuan tahap keempat sebesar Rp300.000 dan mengaku masih memiliki sisa saldo di tabungannya.
Pada tahun 2018, pemerintah akan menambah jumlah penerima PKH dari 6 juta penerima menjadi 10 juta penerima, termasuk menambah jumlah penerima BPNT dari 1,28 juta penerima menjadi 10 juta penerima.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: