"Ini hasil survei terhadap wisatawan global dengan 11.000 responden di seluruh dunia," kata Managing Director Asia Pacific Travelport, Mark Meehan, dalam siaran pers, diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Meehan, survei wisatawan global ini dilakukan terhadap mereka yang tahun lalu setidaknya telah melakukan minimal satu kali perjalanan pulang pergi menggunakan moda transportasi udara.
Survei mengungkapkan, wisatawan Indonesia sangat menyukai dan menghargai pengalaman digital yang baik, yang disediakan maskapai penerbangan. Hal ini menunjukkan, wisatawan Indonesia bisa dibilang "tidak bisa lepas" dari gawai digital saat merencanakan, melakukan, dan selepas berwisata.
Meehan memberikan contoh, saat merencanakan perjalanan, wisatawan Indonesia menyukai "penelitian" secara digital untuk membuat rencana perjalanan.
Angka untuk Indonesia adalah 93 persen dalam menggunakan video dan foto dari media sosial (rata-rata Asia Pasifik adalah 76 persen), 71 persen menggunakan pencarian lewat suara (kedua setelah China di 72 persen), dan 84 persen masih lebih memilih untuk berkonsultasi dengan agen perjalanan profesional.
Oleh karena itu, Meehan menyebutkan, "Temuan ini menunjukkan pentingnya alat digital bagi wisatawan sepanjang perjalanan mereka. Kami mengidentifikasi, ada kebutuhan bagi industri perjalanan dan perhotelan global senilai 7,6 triliun dolar Amerika Serikat ini, untuk beradaptasi secara terus menerus untuk memberikan layanan yang responsif, relevan dan tepat waktu bagi pelanggan,"
Sektor pariwisata Indonesia sendiri, kata dia, bertumbuh 25,68 persen sepanjang tahun ini, melampaui kawasan Asia Pasifik dan pasar negara berkembang lain.