"Kami turut berperan menangani bencana alam, berupa banjir rob di landas pacu Bandara Supadio. Kami kerahkan kekuatan maksimal, dalam upaya mendukung instansi terkait," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Marsekal Pertama TNI Minggit Tribowo, di Sungai Raya, Kalimantan Barat, Selasa.
Dia menjelaskan, upaya pencegahan banjir sudah dilakukan sejak Minggu-Senin kemarin, yang dikoorinasikan Kepala Seksi Fasilitas dan Instalasi Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Letnan Kolonel Khusus Andi Wijaya.
"Upaya yang dilakukan para prajurit membuat bantalan penahan air di sepanjang landas pacu. Bantalan ini terbuat dari pasir yang dimasukkan ke karung-karung," tuturnya.
Menurut Tribowo, pemasangan tanggul pasir di kedua sisi landas pacu, merupakan upaya jangka pendek, agar aktivitas penerbangan di Bandara Supadio, terutama penerbangan sipil bisa beroperasi. "Dengan tanggul penahan air ini, maka sejak pagi, penerbangan sipil di Bandara Supadio, bisa kembali normal," katanya.
"Kami menyarankan, agar ke depan ada perbaikan saluran primer pada Parit Keramat, Parit Jepang, dan Parit Gertak Kuning. Hal ini sangat penting, agar tidak terjadi lagi luapan air dari drainase," kata dia
"Kami menyarankan, agar ke depan ada perbaikan saluran primer pada Parit Keramat, Parit Jepang, dan Parit Gertak Kuning. Hal ini sangat penting, agar tidak terjadi lagi luapan air dari drainase," kata dia
Tanah di mana bandar udara dan pangkalan udara TNI AU itu berada merupakan tanah aluvial yang umum dikatakan sebagai tanah gambut yang sangat menyerap air.
Selain membuat tanggul penahan air di kedua sisi landas pacu dengan azimuth 33-030, personel Pangkalan TNI AU Supadio juga ikut menyedot air. Kemudian pembersihan gulma di saluran utama, normalisasi saluran primer dan revitalisasi saluran sekitar runway.
"Penyedotan memakai 13 selang dan pompa. Hasilnya, sejak pagi ada penurunan muka air yang berkisar 3-5 CM. Untuk itu, kita terus memantau perkembangannya," katanya.
Diketahui, Bandara Internasional Supadio, sejak Minggu (12/11/2017) menutup semua penerbangan dari-menuju ke Pontianak. Hal ini disebabkan landasan pacu tergenang air sepanjang ratusan meter. Hal ini menyebabkan 90 penerbangan pada hari itu dibatalkan.
Selain membuat tanggul penahan air di kedua sisi landas pacu dengan azimuth 33-030, personel Pangkalan TNI AU Supadio juga ikut menyedot air. Kemudian pembersihan gulma di saluran utama, normalisasi saluran primer dan revitalisasi saluran sekitar runway.
"Penyedotan memakai 13 selang dan pompa. Hasilnya, sejak pagi ada penurunan muka air yang berkisar 3-5 CM. Untuk itu, kita terus memantau perkembangannya," katanya.
Diketahui, Bandara Internasional Supadio, sejak Minggu (12/11/2017) menutup semua penerbangan dari-menuju ke Pontianak. Hal ini disebabkan landasan pacu tergenang air sepanjang ratusan meter. Hal ini menyebabkan 90 penerbangan pada hari itu dibatalkan.