"Ini merupakan cocktail party yang perdana dilakukan di Indonesia," kata Komandan KRI Bima Suci, yang juga Komandan Satgas Penyeberangan/Operasi Kartika Jala Krida 2017, Letnan Kolonel Pelaut Widyatmoko Baruno Aji, kepada ANTARA, di geladak KRI Bima Suci, di Padang, Sumatera Barat, Jumat malam (10/11).
Dalam tradisi tata krama dan adab kebaharian pelaut-pelaut militer dunia, cocktail party merupakan suatu hal yang lumrah dilaksanakan saban kapal perang suatu negara bersandar di negara lain. Atau juga jika suatu kapal perang tengah tambat di luar pangkalan asalnya di dalam negaranya.
Begitu juga dengan KRI Bima Suci, ada yang istimewa dalam cocktail party ini, karena inilah pertama kalinya KRI Bima Suci ditambat di dermaga pangkalan TNI AL di perairan kedaulatan Indonesia. Dalam hal ini, adalah Pangkalan Utama TNI AL II/Padang.
KRI Bima Suci dan seniornya, KRI Dewaruci, adalah dua kapal layar tiang tinggi dan kapal latih TNI AL yang sama-sama dibeli dalam keadaan baru sama sekali; bahkan KRI Dewaruci adalah kapal perang pertama yang dibeli TNI AL, dalam keadaan baru pula. Untuk KRI Bima Suci, kontrak pengadaan dia terjadi pada masa kepemimpinan Presiden (saat itu) Susilo Yudhoyono.
Seniornya, KRI Dewaruci (kelas Barkentin tiga tiang) dibeli dari galangan kapal Stülcken und Söhns, Hamburg, Jerman (Barat), pada 1952 dan tiba di Tanah Air melalui jalur barat pada 1954.
Cocktail party di geladak H KRI Bima Suci yang dimulai pukul 20:00 WIB itu berlangsung hingga hujan turun sekitar pukul 21:00 WIB, sehingga acaranyanya dipindahkan ke dalam aula besar KRI Bima Suci.
Hal ini tidak menjadi masalah, karena ukuran KRI Bima Suci dengan 26 layarnya, termasuk terbesar di kelasnya, yaitu panjang sekitar 110 meter dan lebar sekitar 15 meter.
Di kelas Bark (kapal layar tiga atau lebih tiang, dengan layar-layar peruan melintang di tiang-tiang itu), tidak banyak yang bisa menyaingi ukuran KRI Bima Suci buatan galangan kapal Freire, di Vigo, Spanyol, itu.
"Hujan pertanda berkah anugerah dari Tuhan untuk KRI Bima Suci," ujar Baruno Aji.
Pada cocktail party itu, sejumlah tari-tarian yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia sempat ditampilkan, di antaranya tari Empat Etnis dari Sulawesi Selatan, dan Tari Rampak Gendang dari Sunda, Jawa Barat.
Sebelumnya direncanakan Tari Bima Suci akan ditampilkan pada cocktail party itu, namun tari ini batal ditampilkan karena cuaca yang tidak mendukung karena hujan yang deras menguyur daerah sekitar.
Coctail party di KRI Bima Suci itu juga dihadiri Komandan Pangkalan Utama TNI AL II/Padang, Laksamana Pertama TNI Agus Sulaeman, Komandan KRI Yos Sudarso-353, Kolonel Pelaut Wawan Atmaja, dan Komandan Resimen Akademi TNI AL, Kolonel Pelaut Edwin, dan sejumlah perwira TNI AL serta perwakilan pejabat daerah setempat ini berlangsung hingga pukul 22:00 WIB.
KRI Bima Suci bertolak dari dermaga pembuatnya di Vigo pada 18 September lalu. Dengan kelir putih dan tiga strip biru tipis di bawah tiang layar diagonal (cocor) di haluannya yang serupa dengan kelir asli KRI Dewaruci yang telah melegenda itu, dia membelah gelombang, laut, selat, Terusan Suez, dan samudera menuju Indonesia.
Dia mampir di sejumlah kota di negara-negara persinggahannya, di antaranya Civitavecchia (Italia), Port Said (Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Colombo (Sri Lanka), kemudian memasuki Padang, pada Rabu (8/11). Direncanakan KRI Bima Suci akan melanjutkan pelayarannya menuju Jakarta untuk diterima secara resmi pada Minggu (12/8) dan direncanakan tiba pada Kamis (16/11).